Bill Gates Pilih Indonesia untuk Peluncuran Vaksin TBC Baru
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 8 Mei 2025

menalar.id – Pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi dunia, Bill Gates, menginjak kaki di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu pagi (7/5/2025). Gates menyampaikan rencananya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang tengah ia dan yayasannya, Gates Foundation kembangkan.
“Kami memiliki dua lokasi uji coba vaksin ini di Indonesia, yang akan membantu kami mengevaluasi tingkat efektivitasnya,” jelas Gates.
Gates menilai langkah ini tepat, mengingat ada sekitar 100.000 kematian akibat TBC setiap tahunnya di Indonesia. Presiden terpilih Prabowo Subianto menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan dukungan terhadap program vaksinasi nasional.
Selain Indonesia, Gates juga melibatkan India dan beberapa wilayah di Afrika dalam uji coba vaksin ini. “Beliau sedang mengembangkan vaksin TBC untuk dunia, dan Indonesia akan menjadi salah satu negara tempat uji coba berlangsung,” kata Prabowo.
Gates memilih Indonesia karena negara ini menyumbang 10% dari total kasus TBC di dunia. Pada tahun 2024, tercatat sekitar 1 juta kasus TBC di Indonesia.
Sebaliknya, negara-negara maju hampir tidak lagi menghadapi penyakit ini. Akibatnya, mereka tidak mengalokasikan dana besar untuk diagnostik, obat, atau vaksin TBC.
Reaksi Publik Terhadap Vaksin TBC Bill Gates
Menanggapi hal tersebut, sejumlah tenaga profesional di bidang kesehatan menyayangkan penyampaian informasi soal vaksin TBC yang kurang tepat. Salah satunya, datang dari akun media sosial X, @bucindalgonna yang mengaku bekerja di bidang uji klinis.
Ia menegaskan bahwa tim peneliti tidak memilih Indonesia secara sembarangan.
Salah satu syarat penting dalam uji klinis fase 3 adalah membutuhkan populasi yang besar dan representatif, yakni wilayah dengan angka paparan penyakit tinggi, keberadaan penderita aktif, dan populasi sehat sebagai pembanding.
Indonesia, yang masuk ke dalam 5 besar negara penyumbang TBC, memenuhi kriteria tersebut.
Selain itu, ia menekankan bahwa uji klinis bersifat sukarela dan harus melalui proses persetujuan yang ketat. Setiap partisipan berhak menerima informasi penuh terkait risiko, tujuan, dan proses studi, sesuai dengan prinsip etik penelitian medis internasional.
Ia juga menyoroti bahwa saat ini Indonesia masih menggunakan vaksin TBC BCG yang telah berusia 100 tahun dan kurang efektif untuk orang dewasa.
Maka, vaksin baru milik Gates Foundation dapat memberi harapan baru untuk menekan angka kematian akibat TBC.
Penting bagi pemerintah untuk terus mengawasi uji klinis ini, bukan hanya karena jumlah kasus TBC yang tinggi. Tetapi, agar hasilnya dapat langsung digunakan dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
“Penelitinya di sini, subjeknya di sini, dan vaksinnya pun diperuntukkan untuk masyarakat kita,” ujarnya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.