Siswi Protes Larangan Wisuda Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Ajak Diskusi
- account_circle Nisrina
- calendar_month Sab, 3 Mei 2025

menalar.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membuat kebijakan larangan wisuda untuk seluruh jenjang sekolah.Dedi menyampaikan perihal tersebut ke Bupati Bandung pada hari kedua acara retreat di Magelang, Instagram @dedimulyadi71 mengunggah, Sabtu (22/2/2025).
Menanggapi hal tersebut, seorang siswi bernama Aura Cinta menyampaikan protes melalui akun TikTok-nya @iam_auracinta. Ia menolak rumahnya digusur dan tidak setuju dengan penghapusan wisuda. Menurutnya, ia hanyalah rakyat miskin yang butuh keadilan, dan wisuda adalah momen penting bagi para siswa sebagai penutup masa pendidikan. Videonya menjadi viral dan menarik perhatian Dedi Mulyadi.
Aura kemudian diundang oleh Dedi Mulyadi ke kanal YouTube-nya untuk berdiskusi langsung, bersama beberapa wali murid lainnya. Dalam pertemuan tersebut, Dedi menjelaskan bahwa penggusuran dilakukan sebagai upaya penanggulangan banjir karena aliran sungai di Jawa Barat semakin menyempit akibat permukiman liar.
Terkait penghapusan wisuda, Dedi menyampaikan bahwa banyak orang tua siswa yang mengadu kepadanya karena merasa terbebani biaya wisuda, bahkan sampai harus meminjam uang ke bank keliling. la mengkhawatirkan kondisi ekonomi keluarga dan menganggap bahwa kebutuhan seperti biaya pendidikan, kontrakan, dan kebutuhan rumah tangga lebih mendesak.
“Di negara mana yg TK yg ada wisuda? SMP ada wisuda? SMA ada wisuda? Di negara mana? Hanya di Indonesia,”
ucap kang Dedi Mulyadi dalam video tersebut. Ia berpendapat wisuda merupakan momen sakral untuk anak perkuliahan saja dan banyak laporan bahwa wali murid terjerat bank keliling. Maka, Dedi Mulyadi mengusulkan penghapusan wisuda untuk TK, SD, SMP, dan SMA.
Meski demikian, Aura tetap pada pendiriannya. Ia berpendapat bahwa tidak semua siswa bisa melanjutkan ke jenjang kuliah. Bagi Aura, wisuda penting sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan siswa selama bersekolah.
“Enggak juga sih pak, saya ngerasa kan dah lulus ya. Kalau misalkan enggak ada perpisahan kita tuh enggak bisa kumpul bareng atau ngerasain gimana-gimana kumpulnya interaktif sama temen-temen gitu pak,” ucap Aura.
Meski demikian, Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, menilai wisuda bukan hal yang memberatkan selagi ada persetujuan orang tua dan murid. Mu’ti menilai kegiatan wisuda bisa menjadi pengungkapan rasa syukur dan kebahagiaan atas selesainya proses pendidikan menengah murid.
“Itu kan sebagai tanda gembira dan juga lebih mengakrabkan orang tua dengan sekolah. Bisa jadi, ada orang tua yang justru baru datang ke sekolah saat anaknya wisuda,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Mu’ti imbau sekolah untuk tidak mewajibkan wisuda agar tidak memberatkan wali murid. Ia menekankan pentingnya keluwesan serta kebijakan yang menyesuaikan kondisi tiap sekolah dan peserta didik.
- Penulis: Nisrina