Bobibos Jadi Bahan Bakar Nabati Terbarukan, Apa kelebihannya?
- account_circle Azka Al Ath-Har
- calendar_month Rab, 19 Nov 2025

menalar.id., – Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos (Bobibos) merupakan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis limbah pertanian yang memiliki angkat oktan tinggi mencapai RON 98 yang setara dengan Pertamax Turbo. Founder Bobibos Muhammad Ikhlas Thamrin meluncurkan BBN tersebut pada Minggu (2/11/2025).
Hingga kini Bobibos masih dalam tahap persiapan sebelum memperjualbelikannya. Ikhlas menyebut jika tahap persiapan dan produksi telah selesai, harapannya BBN ini bisa menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia.
“Sementara ini kita belum menjual, kita lagi proses dan akan sesegera mungkin produksi. Kita sedang membangun piloting manufaktur di Jawa, dan harapannya nanti pabrik produksi bisa tersebar di seluruh provinsi Indonesia,” ujarnya dalam unggahan video di akun Instagram resmi @bobibos_ pada Senin (10/11/2025).
Setelah melewati berbagai percobaan, tim Bobibos menetapkan jerami sebagai bahan baku utama pembuatan BBN tersebut. Melansir Kompas, Ikhlas menilai jerami memiliki kandungan yang ideal untuk BBN.
“Jerami itu limbah pertanian yang selama ini hanya dibakar atau dibuang, padahal kandungan selulosanya sangat ideal untuk diolah menjadi biofuel,” ujarnya, pada Selasa (18/11/2025).
Berdasarkan laporan BioCycle tahun 2005, para ilmuwan kini mampu memanfaatkan bioteknologi untuk mengolah jerami dan sisa tanaman lain menjadi etanol selulosa atau para ilmuwan menyebutnya ‘emas hijau’. Etanol jenis ini memiliki energi bersih tiga kali lebih besar dari etanol berbahan jagung dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih rendah meski struktur kimianya tetap sama.
Melansir Inilah, Pakar ekonomi energi Universitas gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengingatkan agar publik tidak terbawa euforia berlebihan terkait Bobibos. Ia mencontohkan kegaduhan serupa pernah muncul pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika muncul klaim “blue energy”, yaitu pembuatan bensin dari bahan dasar air.
“Jangan sampai kejadian Blue Energy di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terulang kembali,” ujarnya, pada Selasa (18/11/2025).
Melansir Detik, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman memberi tanggapan terhadap munculnya BBN tersebut. Meskipun tidak mau menyebut nama Bahan Bakar tertentu, Ia hanya menyampaikan apresiasi atas inovasi berbagai pihak.
“Saya tidak berani menyebut nama dan lain-lain, tapi tidak mengurangi apresiasi saya terhadap inovasi anak bangsa. Tapi seperti yang saya jelaskan, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal delapan bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak,” katanya di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Lebih lanjut, ia menejelaskan bahwa pihak Bobibos baru menjalani tes uji laboratorium dan belum melakukan uji sertifikasi. Ia mengatakan belum bisa menyampaikan hasil uji tersebut, ia menambahkan bahwa hasil uji tersebut masih berstatus secret agreement atau kesepakatan rahasia.
“Kalau minta uji berarti kan hasilnya laporan hasil uji, bukan sertifikasi ya. Ini saya perlu luruskan, biar tidak terjadi simpang siur. Kemarin saya juga dapat, oh sudah disertifikasi. Saya luruskan di sini bahwa ini belum disertifikasi,” jelasnya melansir CNN Indonesia.
Penulis Azka Al Ath-Har
Tumbuh di antara kegelisahan dan rasa ingin tahu, belajar melihat dunia lewat detail kecil yang sering luput dari perhatian. Tertarik pada isu sosial, budaya, dan kemanusiaan.
