Tren Rojali di Korsel, Warganet: Kursi Kafe Diambil Alih!
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Rab, 20 Agu 2025

menalar.id – Fenomena “cagongjok” sedang ramai dibicarakan di Korea Selatan. Istilah ini berasal dari gabungan kata cafe, gongbu (belajar), dan jok (kelompok), yakni merujuk pada orang-orang yang menjadikan kafe sebagai tempat belajar atau bekerja dalam waktu lama. Menurut laporan The Korea Herald, tren ini semakin terlihat jelas baik di Seoul maupun kota-kota lainnya.
Banyak kafe dipadati oleh orang-orang yang membawa perlengkapan kerja seperti laptop, PC, headphone, bahkan printer. Meski sebenarnya meja-meja tersebut dirancang untuk digunakan oleh lebih banyak pelanggan.
Kondisi ini memicu perdebatan mengenai etika penggunaan ruang publik di kafe. Sebagian masyarakat kesal karena kelompok seperti ini sering menetap duduk selama berjam-jam di kafe hanya dengan membeli satu minuman. Di Indonesia, fenomena ini dapat dikaitkan dengan juluka “rojali” atau rombongan jarang beli.
Beberapa pengunjung lainnya mengaku jadi enggan datang ke kedai kopi seperti Starbucks karena suasananya sudah mirip ruang kerja umum, bukan tempat nongkrong.
“Kalau kamu tidak mampu sewa ruang kantor, dan Starbucks cukup bodoh membiarkanmu menjadikan tempat itu kantor hanya dengan membeli minuman manis berkafein dengan rasa biasa saja, ya silakan saja,” tulis salah satu pengguna Reddit.
Repons Starbucks
Situasi ini akhirnya membuat Starbucks Korea mengambil tindakan. Perusahaan tersebut memperbarui kebijakan gerainya demi menjaga kenyamanan para pelanggan.
“Laptop dan perangkat pribadi kecil masih diperbolehkan dipakai. Namun pelanggan diminta untuk tidak membawa komputer desktop, printer, atau barang besar lain yang bisa membatasi tempat duduk dan mengganggu ruang bersama,” ujar juru bicara Starbucks Korea, sebagaimana dikutip BBC, Selasa (19/8/2025).
Starbucks menegaskan bahwa mereka tetap ingin menjadi tempat nyaman untuk menikmati kopi dan berinteraksi, di mana komunitas bisa terbangun lewat setiap cangkir, percakapan, dan kunjungan. Meski pernyataan itu disampaikan dengan nada sopan, banyak yang melihat kebijakan ini selaras dengan sikap publik yang merasa terganggu terhadap orang-orang yang dianggap “menguasai” kursi kafe terlalu lama.
Langkah Starbucks Korea ini mencerminkan tren global di negara lain, termasuk Inggris. Di mana beberapa kedai kopi mulai memberlakukan aturan untuk membatasi pekerja jarak jauh agar tidak terlalu lama menduduki meja dan memperlambat perputaran pelanggan lainnya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
