Tren Velocity: Efek TikTok atau Konsep Kecepatan dalam Fisika?
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sen, 21 Apr 2025

menalar.id – Beberapa bulan terakhir, media sosial khususnya TikTok tengah ramai dengan sebuah tren bernama velocity. Tidak seperti tren lainnya, velocity memadukan efek suara dan gerakan yang dimainkan dengan tempo cepat maupun lambat sesuai ketukan lagu, sehingga siapapun dapat menyunting video mereka agar lebih sinkron.
Untuk mengatur efek velocity, kamu hanya perlu menyesuaikan levelnya. Jika ingin memperlambat gerakan, kurangi level ke angka minus.
Sebagai contoh, untuk memperlambat gerakan hingga 25% dari kecepatan normal, kamu bisa menyetel level velocity ke -25%. Sebaliknya, jika ingin mempercepat, cukup naikkan levelnya di atas 100%.
Menariknya, istilah velocity tidak hanya populer di dunia hiburan. Dalam ilmu fisika, ada istilah serupa bernama teori escape velocity atau dalam bahasa Indonesia kecepatan lepas.
Velocity dalam Fisika
Secara sederhana, escape velocity merupakan teori yang mempelajari kecepatan minimum yang dibutuhkan oleh suatu objek agar bisa lepas dari tarikan gravitasi sebuah planet, tanpa perlu tambahan dorongan.
Di Bumi, kecepatan lepas yang dapat mengantarkan sebuah objek keluar dari atmosfer menuju luar angkasa setidaknya 1,2 kilometer per detik. Coba bayangkan kamu melempar bola ke atas. Kalau lemparannya pelan, bola akan jatuh kembali.
Berbeda ketika kamu melempar dengan kecepatan tinggi, bola itu pasti akan melambung naik. Bahkan tidak akan kembali. Nah, itulah yang disebut escape velocity.
Hubungan Antar Velocity
Selain mengukur kecepatan, velocity juga memperhitungkan ke mana arah gerak itu berlangsung. Konsep velocity pada tren TikTok memiliki kemiripan dengan velocity dalam fisika.
Sebagai contoh lain, efek velocity itu seperti mengendarai mobil di jalan yang penuh tikungan. Saat sedang menyetir, kamu tidak hanya menambah kecepatan dan berhenti, bukan?
Kadang harus mempercepatkan lajuan agar cepat sampai dan kadang harus mengurangi kecepatan supaya bisa belok dengan aman.
Konsep ini sama saat kamu menyunting video, kamu tidak hanya sekadar mempercepat atau memperlambat gerakan seperti biasa. Namun, juga mengatur perubahan kecepatannya supaya tepat dengan ketukan lagu, hasilnya pun akan terlihat halus.
Mirip dengan bagaimana velocity dalam fisika dapat berubah akibat percepatan. Biasanya, efek ini dikombinasikan dengan fitur match cut (dua video yang digabung) dan black flash (transisi berupa layar hitam), agar video lebih dramatis dan memiliki nilai estetika.
Jadi, siapa sangka satu kata velocity bisa menghubungi antara dunia fisika dan tren TikTok? Entah kamu sedang menyunting video biar FYP atau lagi belajar fisika di kelas, konsep velocity tetap sama.
Semuanya tentang mengatur laju dan arah. Bedanya cuma medianya, satu di ruang kelas, satunya di linimasa TikTok.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.