Kamis, 30 Okt 2025

82% Warga Tuvalu Berebut Visa Iklim ke Australia, Negara Terancam Tenggelam

  • account_circle Nazula Destiyana
  • calendar_month Kam, 24 Jul 2025

menalar.id – Sebanyak 82 persen atau sekitar 10.643 jiwa dari total populasi Tuvalu, dilaporkan telah mendaftar untuk mendapatkan visa iklim agar dapat pindah ke Australia. Hal ini, dilakukan akibat adanya ancaman dari permukaan air laut yang semakin naik.

Lonjakan pendaftaran ini terjadi karena Australia menyediakan visa iklim khusus bagi warga Tuvalu setiap tahunnya. Program ini merupakan bagian dari perjanjian migrasi iklim antara kedua negara, yakni kesepakatan visa iklim pertama di dunia.

Visa Iklim

Melalui visa ini, warga Tuvalu diizinkan tinggal, bekerja, dan belajar di Australia, serta memperoleh akses layanan kesehatan dan pendidikan setara dengan penduduk lokal. Namun, jumlahnya sangat terbatas, hanya 280 visa yang disediakan per tahun.

“Minat terhadap visa ini luar biasa tinggi. Terdapat 8.750 aplikasi termasuk anggota keluarga dari pendaftar utama. Sebagian besar tidak akan mendapatkan visa karena keterbatasan kuota,” ungkap Komisi Tinggi Australia untuk Tuvalu, Rabu (23/7/2025).

Pendaftaran yang dibuka sejak Juni lalu telah ditutup pada 18 Juli 2025. Tuvalu selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Penyebab Permukaan Laut Tuvalu Naik

Para ilmuwan memprediksi negara ini mungkin tidak dapat dihuni lagi dalam 80 tahun ke depan. Dua dari sembilan atolnya sudah sebagian besar hilang karena naiknya permukaan laut. Atol-atol ini terletak di antara Australia dan Hawaii.

NASA bahkan memperkirakan bahwa pada tahun 2050, separuh wilayah Funafuti yang memiliki atol utama dan dihuni 60 persen warga Tuvalu akan tergenang air setiap hari jika permukaan laut naik 1 meter. Apabila kenaikan mencapai 2 meter, maka 90 persen Funafuti akan terendam.

Selama tiga dekade terakhir, permukaan laut di Tuvalu sudah naik 15 cm, 1,5 kali lebih cepat dari rata-rata global. Meski telah membangun 7 hektare lahan buatan dan berencana menambah lagi, harapan agar wilayah itu tetap muncul di peta hingga 2100 kian menipis.

Kabar lonjakan pemohon visa iklim ini dirilis bersamaan dengan keputusan penting Mahkamah Internasional di Den Haag. Haag menyatakan bahwa negara-negara memiliki kewajiban hukum untuk mencegah perubahan iklim dan mempertanggungjawabkan dampaknya.

Perjanjian Falepili

Gugatan yang dilayangkan oleh negara-negara Pasifik ini bisa menjadi tonggak baru dalam perjuangan keadilan iklim global. Australia dan Tuvalu sendiri memiliki perjanjian bilateral yang disebut Falepili Union.

Perjanjian ini ditandatangani pada 2023 dan mulai berlaku 2024. Hal ini, dinilai sebagai langkah strategis Australia untuk menyaingi pengaruh China di kawasan Pasifik.

Salah satu isi pakta tersebut adalah pembukaan jalur visa eksklusif bagi warga Tuvalu, diundi secara acak. Departemen Luar Negeri Australia menyebut perjanjian ini sebagai respons konkret terhadap dampak iklim terhadap kehidupan masyarakat di Pasifik.

“Ini adalah perjanjian visa iklim pertama di dunia, menyediakan jalur mobilitas yang aman di tengah ancaman krisis iklim,” bunyi pernyataan itu.

Falepili Union juga mengikat Australia secara hukum untuk memberikan bantuan kepada Tuvalu dalam kondisi darurat. Berlaku saat bencana alam, pandemi, hingga ancaman militer.

Perdana Menteri Tuvalu Merespons

Perdana Menteri Tuvalu saat itu Feleti Teo, berterima kasih karena untuk pertama kalinya sebuah negara bersedia mengakui kenegaraan dan kedaulatan Tuvalu di tengah ancaman lenyapnya wilayah mereka akibat kenaikan air laut. Namun, perjanjian itu juga menuai kekhawatiran.

Salah satu pasalnya memberikan hak kepada Australia untuk ikut campur dalam pakta pertahanan yang dibuat Tuvalu dengan negara lain. Karena ini, timbul perdebatan apakah Tuvalu sedang mempertaruhkan kedaulatannya demi perlindungan eksistensial.

Penulis

Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sejumlah BEM Mundur dari BEM SI, Protes Nuansa Politik

    Sejumlah BEM Mundur dari BEM SI, Protes Nuansa Politik

    • calendar_month Rab, 30 Jul 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id – Setelah Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan digelar pada 19/7/2025 lalu, sejumlah BEM dari berbagai kampus satu per satu memutuskan keluar dari aliansi tersebut. Dengan alasan forum yang seharusnya menjadi wadah independen gerakan mahasiswa justru dinilai sarat kepentingan politik, terutama setelah hadirnya pejabat pemerintah dalam agenda itu. Ketua […]

  • Abdul Mu’ti: Pustakawan Harus Kuasai Isi Buku dan Jadi Inspirasi

    Abdul Mu’ti: Pustakawan Harus jadi Perpustakaan Berjalan Masyarakat

    • calendar_month Sen, 7 Jul 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, mengimbau para pustakawan untuk turut serta dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat dengan menjadi “perpustakaan berjalan” di lingkungan sekitarnya. Ia menekankan bahwa peran pustakawan tak seharusnya terbatas sebagai penjaga buku atau penyedia informasi semata. Mu’ti menyampaikan bahwa pustakawan juga harus menjadi pengarsip kisah hidup dan karakter […]

  • Bahlil dan Pengurus Golkar Temui Presiden Prabowo, Bahas Koalisi hingga SDA

    Bahlil dan Pengurus Golkar Temui Presiden Prabowo, Bahas Koalisi hingga SDA

    • calendar_month Rab, 27 Agu 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id – Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, bersama sejumlah pengurus DPP Golkar menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/8/2025). Bahlil datang didampingi Sekjen Partai Golkar Sarmuji, Wakil Ketua Umum Adies Kadir, Ahmad Doli Kurnia, serta jajaran pengurus lain. Mereka kompak mengenakan jaket kuning […]

  • Siswi Protes Larangan Wisuda Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Ajak Diskusi

    Siswi Protes Larangan Wisuda Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Ajak Diskusi

    • calendar_month Sab, 3 Mei 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id –  Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membuat kebijakan larangan wisuda untuk seluruh jenjang sekolah.Dedi menyampaikan perihal tersebut ke Bupati Bandung pada hari kedua acara retreat di Magelang, Instagram @dedimulyadi71 mengunggah, Sabtu (22/2/2025). Menanggapi hal tersebut, seorang siswi bernama Aura Cinta menyampaikan protes melalui akun TikTok-nya @iam_auracinta. Ia menolak rumahnya digusur dan tidak setuju dengan […]

  • Kaesang Pilih Irit Bicara soal Jokowi Jadi Dewan Pembina PSI

    Kaesang Pilih Irit Bicara soal Jokowi Jadi Dewan Pembina PSI

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id- Kaesang Pangarep memilih irit bicara menanggapi kabar bahwa mantan presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus ayahnya ditunjuk menjadi dewan pembina untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI), ia merasa hal itu bukan kewenangannya dan menyerahkan ke dewan pendiri partai. “Karena dewan pembina itu secara nomenklaturnya sudah berbeda. Harus tanya ke dewan pendiri partai. Itu bukan wewenang saya,” […]

  • Israel: Gaza Lapar Bukan karena Kami, Tapi karena Hamas dan PBB

    Israel: Gaza Lapar Bukan Salah Kami, Tapi karena Hamas dan PBB

    • calendar_month Kam, 24 Jul 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Pemerintah Israel bantah tudingan atas penyebab kelaparan di Jalur Gaza. Hal ini dilakukan setelah Israel mendapat kritik tajam dari berbagai komunitas dan lembaga internasional. Juru Bicara Pemerintah Israel David Mencer, menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan “sudah mengalir ke Gaza”. Kemudian, ia menuding Hamas sebagai dalang di balik krisis kemanusiaan yang terjadi. “Tidak ada kelaparan […]

expand_less