Selasa, 16 Des 2025

Warga Singapura Kini Pas-Pasan, Sulit Menabung Akibat Biaya Hidup

  • account_circle Nazula Destiyana
  • calendar_month Kam, 14 Agu 2025

menalar.id – Reputasi Singapura yang selama ini identik dengan pengelolaan keuangan yang cermat dan tingkat tabungan tinggi kini mulai memudar. Hal ini dipicu oleh melonjaknya biaya hidup.

Para pakar menilai, mahalnya kebutuhan sehari-hari serta kecenderungan masyarakat untuk lebih mengutamakan pengalaman dan perawatan diri membuat perencanaan keuangan jangka panjang tidak lagi menjadi prioritas. Akibatnya, banyak pekerja hidup “pas-pasan” dari gaji ke gaji.

“Di akhir setiap bulan, saat gaji saya masuk, saya menggunakannya untuk membayar tagihan kartu kredit, uang saku orang tua, asuransi, dan investasi,” ucap Jovan Yeo (31), warga Singapura yang bekerja di perusahaan layanan perbankan digital, Kamis (14/8/2025) dikutip dari CNBC International.

“Setelah semua itu, gaji saya kembali nol lagi, dengan tidak banyak yang bisa ditabung,” tambahnya, seraya menyebut pengeluaran lainnya digunakan untuk bepergian, makan di luar, dan keanggotaan kelas kebugaran.

Peneliti Ikut Mengamat

Perusahaan penggajian ADP turut membenarkan fenomena tersebut. Sekitar 60% pekerja di Singapura pada 2024 hidup dari gaji ke gaji.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti China, Korea Selatan, Jepang, maupun Indonesia. Rata-rata Asia-Pasifik hanya 48%.

Meski ini merupakan riset perdana ADP yang melibatkan hampir 38.000 responden di 34 pasar, temuan serupa juga muncul dalam studi lain. Survei Forrester Research pada 2021 menemukan 53% konsumen Singapura hidup dari gaji ke gaji.

Laporan kesehatan finansial terbaru dari Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) yang dirilis akhir 2024 pun menunjukkan tren mengkhawatirkan, yakni jumlah warga Singapura usia 20–50 tahun yang mulai merencanakan pensiun menurun dibandingkan 2023.bYeo mengakui pentingnya menabung, namun menyebut semakin sulit melakukannya di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

“Saya bisa menabung jika saya tidak keluar, tetapi saya juga ingin memiliki kehidupan dan pengalaman,” katanya.

Ekonom Maybank Research Brian Lee, menjelaskan bahwa sejumlah faktor makroekonomi memang membuat masyarakat Singapura lebih sulit menabung. Meski inflasi sempat turun ke level terendah dalam empat tahun, biaya hidup tetap tinggi akibat faktor struktural seperti harga perumahan dan biaya impor yang mahal.

Berdasarkan Indeks Biaya Hidup Numbeo, mengompilasi data harga pangan, utilitas, dan transportasi. Hasilnya, Singapura menempati posisi kelima dunia dengan skor 85,3 pada pertengahan 2025, tertinggi di kawasan Asia, naik 11% dibanding tahun sebelumnya.

Survei YouGov pada April 2025 juga mengungkap 72% dari 1.845 warga Singapura menempatkan biaya hidup sebagai kekhawatiran utama, diikuti isu layanan kesehatan dan populasi menua.

“Biaya hidup telah meningkat lebih cepat daripada pendapatan selama periode inflasi harga konsumen yang tinggi pascapandemi,” kata Lee.

Menurutnya, hal ini berarti daya beli rata-rata pekerja menyusut setiap tahun sejak pandemi, bukannya meningkat seperti sebelumnya.

Data Maybank memperlihatkan pendapatan median riil turun 0,4% per tahun dalam periode 2019–2024, berbanding terbalik dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 2,2% pada 2014–2019. Walau sempat pulih pada 2024, pertumbuhan upah riil diperkirakan melambat pada 2025 akibat tekanan tarif, khususnya di sektor perdagangan grosir dan manufaktur.

Biaya Perumahan Jadi Beban Tambahan

Lonjakan harga perumahan turut memperparah kondisi. Data Badan Pembangunan Perumahan Singapura mencatat harga jual kembali apartemen publik, yang dihuni hampir 80% penduduk—naik 9,6% pada 2024. Ini lebih tinggi dibanding kenaikan 4,9% pada 2023.

“Singapura memiliki lahan, ruang, dan sumber daya alam yang terbatas. Hal ini menyebabkan harga properti yang tinggi, harga mobil yang tinggi, dan ketergantungan pada makanan impor,” jelas Lee.

“Karena ketergantungan kita pada impor, inflasi domestik kita sangat berkorelasi dengan inflasi global, yang tinggi akibat gangguan pandemi yang berhubungan dengan peningkatan permintaan barang, kekurangan tenaga kerja, dan masalah rantai pasokan,” tambahnya.

 

Penulis

Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.

Rekomendasi Untuk Anda

  • Modus Pemerasan RPTKA: Oknum Kemnaker Raup Rp53 Miliar dari TKA

    Modus Pemerasan RPTKA: Oknum Kemnaker Raup Rp53 Miliar dari TKA

    • calendar_month Sen, 9 Jun 2025
    • account_circle Sayida
    • 0Komentar

    menalar.id,. – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan kronologi dan modus operandi dugaan pemerasan serta gratifikasi dalam proses penerbitan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Pelaksana Harian Direktur Penyidikan KPK Budi Sukmo Wibowo menyatakan praktik ini menargetkan tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Indonesia. “Dengan cara yaitu para tenaga kerja asing ini […]

  • palestina

    RI Tolak Visa Atlet Israel di Kejuaraan Senam Artistik Dunia

    • calendar_month Jum, 10 Okt 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan mengeluarkan visa bagi seluruh atlet asal Israel untuk Kejuaraan Senam Artistik Dunia. Keputusan ini menuai dukungan dari sejumlah pihak, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menilai langkah tersebut tepat untuk menjaga ketenangan publik. Ketua DPP PKB Daniel Johan menyampaikan, apresiasi terhadap langkah pemerintah tersebut. Ia menilai kebijakan itu […]

  • Jasa Marga Catat 1,96 Juta Kendaraan Keluar Jabodetabek

    Jasa Marga Catat 1,96 Juta Kendaraan Keluar Jabodetabek

    • calendar_month Sel, 1 Apr 2025
    • account_circle Sayida
    • 0Komentar

    menalar.id,. – PT Jasa Marga mencatat sebanyak 1.963.152 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek dalam kurun 10 hari menjelang Lebaran 2025, yakni sejak 21 hingga 31 Maret. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 25,5 persen dibandingkan arus normal yang biasanya mencapai 1.563.702 kendaraan, serta naik 0,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1.953.891 kendaraan. Menurut Lisye […]

  • ditangkap

    Direktur Lokataru Jadi Tersangka Penghasutan Aksi Anarkis

    • calendar_month Sel, 2 Sep 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menetapkan Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen, sebagai tersangka dalam kasusP penghasutan aksi anarkis. Polisi menuding Delpedro telah mendorong dan mengajak sejumlah pelajar, termasuk anak di bawah umur untuk melakukan aksi anarkis melalui media sosial. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) bertanggung jawab atas penangkapan tersebut, Senin […]

  • Transjakarta Luncurkan Rute Blok M-Ancol Pakai Bus Listrik

    Transjakarta Luncurkan Rute Blok M-Ancol Pakai Bus Listrik

    • calendar_month Ming, 27 Jul 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id – Transjakarta resmi membuka rute baru Blok M–Ancol mulai Sabtu (26/7/2025). Jalur dengan kode 1W ini diresmikan langsung oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung di Halte Ancol, Jakarta Pusat. Seluruh armadanya menggunakan bus listrik. Sebanyak 13 unit bus melayani perjalanan pulang-pergi dengan waktu tempuh sekitar 120–150 menit, atau rata-rata 60 menit untuk satu arah. “Kenapa menggunakan […]

  • 3.337 Warga Ditangkap Saat Demo Sepekan, Kapolri Klaim Jalani Prosedur

    3.337 Warga Ditangkap Saat Demo Sepekan, Kapolri Klaim Jalani Prosedur

    • calendar_month Kam, 4 Sep 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam atas penangkapan sewenang-wenang serta kriminalisasi oleh aparat kepolisian terhadap warga selama gelombang demonstrasi. YLBHI mencatat lebih dari 3.000 orang ditangkap polisi dalam rentang waktu, (25/8/2025) sampai (31/8). “Setidaknya 3.337 massa aksi telah ditangkap sepanjang tanggal 25-31 Agustus 2025 di 20 kota, yaitu Jakarta, Depok, Semarang, Cengkareng, […]

expand_less