Siswa Keracunan MBG, Prabowo Sebut Kebiasaan Makan Tanpa Sendok dan Kurang Higienis
- account_circle Sayida
- calendar_month Rab, 7 Mei 2025

menalar.id,. – Presiden Prabowo Subianto menyoroti pentingnya kebiasaan higienis dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah sejumlah laporan keracunan muncul di berbagai daerah. Dalam rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025), Prabowo mengungkapkan bahwa faktor seperti makan tanpa sendok dan kurangnya cuci tangan bisa menjadi penyebabnya.
“Tidak salah karena terbiasa makan tidak pakai sendok. Namun, kami mendidik dia untuk cuci tangan. Jadi bisa saja yang keracunan adalah hal-hal seperti itu,” kata Prabowo.
Ia menceritakan pengalamannya saat meninjau program MBG di salah satu sekolah, di mana 10 dari 30 anak di sebuah ruangan tidak menggunakan sendok saat makan. Menurutnya, hal ini bisa memicu keracunan. Selain itu, beberapa anak juga diduga belum terbiasa mengonsumsi menu seperti susu yang disediakan dalam program tersebut.
“Masalah itu dia enggak pernah minum susu. Kami kasih susu dia butuh waktu penyesuaian,” tambahnya.
Prabowo Klaim Angka Keracunan Relatif Kecil Dibanding Penerima Manfaat
Prabowo mengklaim bahwa kasus keracunan dalam program MBG masih sangat rendah dibandingkan jumlah penerima manfaat secara keseluruhan. Dari sekitar 3 juta anak yang menerima makanan bergizi, hanya kurang dari 200 orang yang mengalami keracunan.
“Dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah di bawah 200 orang (yang keracunan),” ujarnya.
Dengan angka tersebut, tingkat keberhasilan program mencapai 99,9%, sementara kasus keracunan hanya 0,005%. Meski demikian, Prabowo mengapresiasi komitmen Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang menargetkan zero penyimpangan dalam pelaksanaan program ini.
“Tapi saya hargai karena Kepala BGN dan jajaran mengatakan, ‘Pak, sasaran kita adalah zero penyimpangan, zero kesalahan’. Dan kami mengerti tidak gampang di dapur itu yang kerja 50 orang, satu dapur yang kerja 50 orang,” jelas Prabowo.
Kasus Keracunan di Beberapa Daerah
Sejak diluncurkan awal 2025, program MBG telah mencatat sejumlah insiden keracunan di berbagai wilayah. Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, misalnya, belasan murid SDN 33 Kasipute mengalami muntah setelah mencium aroma amis dari paket MBG pada 23 April 2025. Kepala sekolah setempat, Santi Jamal, menyebut ayam krispi dalam paket makanan sudah tidak layak konsumsi. Polisi mengonfirmasi 53 dari 1.026 paket makanan bermasalah.
Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 juga mengalami keracunan pada 21 April 2025. Kejadian ini bahkan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah total 176 warga melaporkan gejala serupa usai mengonsumsi makanan dari acara hajatan.
Sementara itu, di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan pada 18 Februari 2025 setelah mengalami mual dan muntah usai menyantap MBG.
Pentingnya Pengawasan dan Edukasi
Prabowo meyakini program MBG tetap bisa berjalan baik dengan pengawasan ketat dan edukasi tentang kebersihan. Ia menekankan perlunya sosialisasi cara makan yang higienis, terutama bagi anak-anak yang belum terbiasa dengan menu baru seperti susu atau makanan bergizi lainnya.
- Penulis: Sayida