AS Bunuh Petinggi ISIS dan 2 Putranya Saat Operasi Darat di Suriah
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sab, 26 Jul 2025

menalar.id – Militer Amerika Serikat (AS) lancarkan operasi darat di Suriah yang menewaskan seorang tokoh senior ISIS bersama dua putranya, pada Jumat (25/7). Komando Pusat AS (CENTCOM) menyebut korban bernama Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani, serta dua anaknya Abdallah Dhiya al-Hardani dan Abd al-Rahman Dhiya Zawba al-Hardani.
CENTCOM menegaskan bahwa ketiganya merupakan ancaman langsung bagi pasukan AS, koalisi, dan pemerintahan baru Suriah. Operasi tersebut tidak menimbulkan korban sipil. Tiga anak dan tiga perempuan yang berada di lokasi berhasil selamat tanpa luka.
Meski AS dan mitra koalisinya rutin menjalankan operasi terhadap ISIS di Suriah dan Irak, keterlibatan langsung pasukan darat AS seperti ini terbilang langka. Dalam beberapa tahun terakhir, militer AS lebih mengandalkan serangan udara untuk membidik pemimpin-pemimpin ISIS.
Komandan CENTCOM Jenderal Erik Kurilla, menegaskan komitmen AS dalam memburu jaringan ISIS.
“Kami akan terus tanpa henti mengejar teroris ISIS di mana pun mereka berada,” ujarnya dikutip dari CNN.
“Para teroris ISIS tidak akan aman, baik saat mereka tidur, beroperasi, maupun bersembunyi.”
Dalam beberapa bulan terakhir, militer AS tetap aktif mendukung operasi kontra ISIS bersama pasukan lokal di Irak dan Suriah. Pada Mei, AS turut terlibat dalam enam operasi gabungan ykni lima di Irak dan satu di Suriah yang menewaskan dua anggota ISIS dan menangkap dua lainnya, termasuk seorang pimpinan.
Lalu, pada Maret, AS melancarkan serangan udara presisi di Irak yang menewaskan Kepala Operasi ISIS Abdallah Makki Muslih al-Rifai dan ISIS dan anggota penting bersama satu militan lainnya.
Meski intensitas operasi tetap tinggi, AS mulai menarik sebagian pasukannya dari kawasan. Pada April, Pentagon mengumumkan rencana penarikan sekitar setengah dari total personel AS di Suriah.
Juru bicara Pentagon Sean Parnell, menyebut langkah itu sebagai langkah signifikan dalam strategi jangka panjang menghancurkan kekuatan ISIS. Setelah penarikan selesai, jumlah personel AS di Suriah akan tersisa kurang dari seribu orang.
Operasi militer terbaru itu berlangsung tak lama setelah pemerintahan Donald Trump mencabut status organisasi teroris asing dari Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang pernah dipimpin Presiden interim Suriah. Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang mengakhiri sanksi AS terhadap Suriah secara resmi.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.