KISC 2025 Digelar, Promosikan Pencak Silat Sebagai Diplomasi Budaya Indonesia
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sen, 25 Agu 2025

menalar.id – Menteri Kebudayaan Fadli Zon, menegaskan pentingnya budaya bela diri pencak silat, tidak hanya sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Melainkan juga sebagai media promosi kebudayaan nasional ke kancah global. Hal ini ia sampaikan saat membuka Kasundan International Silat Camp (KISC) 2025 di Gedung Bela Diri, Sarana Olahraga RAA Adjiwidjaja, Jawa Barat, Senin (25/8/2025).
“Kasundan International Silat Camp 2025 merupakan salah satu inisiatif penting untuk memperkuat pelestarian, promosi, dan diplomasi budaya melalui seni bela diri tradisional pencak silat yang sudah ditetapkan sebagai WBTb Dunia oleh UNESCO pada 12 Desember 2019,” tuturnya.
Pengakuan ini diberian karena pencak silat merupakan seni bela diri yang mengandung nilai mental-spiritual, dimensi seni, olahraga, serta filosofi hidup masyarakat Indonesia. Tahun ini, KISC digelar untuk ketiga kalinya dengan mengangkat tema “Memperkenalkan Seni dan Budaya Indonesia melalui Ulin, Ulik, dan Usik”.
Makna dari tema ini yaitu merepresentasikan Ulin (wisata), Ulik (pendalaman ilmu), dan Usik (eksibisi/kesenian). Melalui konsep ini, peserta diajak mengeksplorasi budaya Sunda lewat kisah-kisah lokal, teknik pencak silat, pertunjukan seni, hingga kompetisi.
KISC Telah Ada Sejak 2018
Acara ini pertama kali diselenggarakan pada 2018, sejak itu KISC menghadirkan pelestari, praktisi, dan pecinta pencak silat dari berbagai negara. Ajang ini tidak sekadar pelatihan, melainkan juga forum pertukaran budaya internasional yang memperkaya jejaring global dalam upaya menjaga keberlangsungan pencak silat.
Fadli menambahkan, penyelenggaraan KISC selaras dengan amanat konstitusi. Ia menyinggung Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara berkewajiban memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam melestarikan serta mengembangkan nilai budayanya.
“Melalui kegiatan seperti KISC, kita menjalankan amanat konstitusi. Kita majukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” ucapnya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.