Ketegangan Israel-Iran Masuki Babak Baru
- account_circle Nisrina
- calendar_month 6 jam yang lalu

menalar.id- Israel dan Iran kembali melepaskan serangan satu sama lain pada Jumat (20/6/2025). Bentrokan bersenjata ini sudah berlangsung selama sekitar satu pekan terakhir.
Aksi saling serang tersebut semakin memperburuk stabilitas kawasan Timur Tengah, khususnya di wilayah Arab. Lalu bagaimana perkembangan situasi sekarang?
Melansir dari CNBCIndonesia, yang mengutip dari beberapa sumber:
- Eropa bertemu Iran.
Diplomat senior Eropa bertemu langsung dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Jenewa hari ini. Mereka menggelar pertemuan untuk membahas program nuklir Iran. Pertemuan ini berlangsung di tengah situasi panas.
“Saya telah menerima beberapa panggilan telepon yang meyakinkan saya bahwa rezim Zionis tidak akan menargetkan Araghchi dalam perjalanan ke Jenewa,” ucap penasihatnya Mohammad Reza Ranjbaran pada X.
Menteri luar negeri dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Uni Eropa sebelumnya mendesak agar ketegangan segera diredakan. Menlu Inggris, David Lammy, menyebut dua minggu ke depan sebagai “peluang untuk mencapai jalan damai lewat diplomasi.”
- Sidang PBB
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar sidang kedua pada Jumat (20/6) untuk membahas konflik antara Israel dan Iran. Hal ini dilakukan atas permintaan Iran dengan dukungan dari Rusia, China, dan Pakistan. Seorang diplomat menyampaikan hal ini ke AFP. Sementara itu, Israel dan Amerika Serikat belum memberikan tanggapan.
- Serangan Semalaman
Militer Israel mengklaim telah menyerang puluhan target di Teheran pada Jumat (20/6) dini hari. Serangan itu disebut menyasar pusat riset dan pengembangan senjata nuklir milik Iran.
Di sisi lain, Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan lebih dari 100 drone tempur dan bunuh diri ke wilayah Israel pada Kamis malam.
- Trump Akan Putuskan Ikut Perang atau Tidak
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan memutuskan pada hari kamis, apakah akan ikut dalam serangan Israel ke Iran. Meski begitu, ia menyebut peluang negosiasi untuk menghentikan konflik masih terbuka lebar.
Menurut Wall Street Journal, Trump sempat menyetujui rencana serangan, tapi menundanya sambil menunggu tanggapan Iran soal program nuklir.
Rusia langsung menanggapi dengan peringatan keras. Sebagai sekutu Iran, Moskow menyebut aksi militer AS bisa sangat berbahaya. Kelompok pro-Iran di Irak juga mengancam akan membalas jika AS turun tangan.
Sementara itu, citra satelit menunjukkan puluhan pesawat militer AS meninggalkan pangkalan di Qatar pada Kamis. Diduga untuk menghindari serangan dari Iran.
- Kepala Inteligen Iran
Iran menunjuk Brigadir Jenderal Majid Khadami sebagai kepala baru intelijen Garda Revolusi (IRGC) pada Kamis (19/6), menggantikan Mohammed Kazemi yang tewas dalam serangan Israel pekan lalu.
“Mayor Jenderal Mohammad Pakpour, komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, menunjuk Brigadir Jenderal Majid Khadami sebagai kepala baru divisi intelijennya,” kata laman itu.
Kazemi tewas dengan dua perwira lainnya, Hassan Mohaghegh dan Mohsen Bagheri, dalam serangan yang sama.
Sementara itu, penasihat pemimpin tertinggi Iran, Ali Shamkhani, dilaporkan dalam kondisi stabil. Ia dikabarkan terluka parah akibat serangan Israel minggu lalu.
- Jumlah Korban
Ketegangan antara Israel dan Iran terus menelan korban jiwa dari kalangan sipil. Pada Kamis (19/6), tim penyelamat menemukan jenazah seorang wanita di runtuhan gedung akibat hantaman rudal Iran empat hari lalu, di Israel. Jumlah korban tewas di Israel saat ini mencapai 25 orang.
Sementara itu, Iran menyebut serangan udara Israel pada Minggu lalu menewaskan 224 orang. Korban termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Hingga kini, otoritas Iran belum mengonfirmasi angka terbaru.
- Penangkapan Dan Pemadaman Listrik
Polisi Iran menangkap 24 orang pada Kamis (19/6) atas dugaan menjadi mata-mata untuk Israel. Penangkapan ini menambah daftar panjang kasus spionase sejak perang pekan lalu.
Iran dan Israel sama-sama melaporkan penangkapan warga atas dugaan mata-mata dan kejahatan terkait lainnya.
Sementara itu, LSM Iran Human Rights yang berbasis di Norwegia menyebut sedikitnya 223 orang telah ditangkap di berbagai wilayah Iran, diduga bekerja sama dengan Israel. Mereka juga memperkirakan angka sebenarnya bisa lebih tinggi.
“Iran memberlakukan pemadaman internet secara nasional pada hari Kamis, pemadaman listrik paling luas sejak protes antipemerintah yang meluas pada tahun 2019,” kata pengawas internet NetBlocks.
“Pemadaman tersebut berdampak pada kemampuan publik untuk tetap terhubung pada saat komunikasi sangat penting”, tulis NetBlocks di X lagi
- Penulis: Nisrina