Banjir Lumpuhkan RSUD di Aceh Hingga Pasien Pakai Kasur
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 4 Des 2025

menalar.id., – Sejumlah rumah sakit di Aceh mengalami kelumpuhan layanan setelah banjir besar menerjang kawasan tersebut, Rabu (26/11/2025). RSUD Langsa menjadi salah satu fasilitas yang terdampak paling berat karena air bah dan lumpur merendam ruang pelayanan.
Bencana ini membuat layanan hemodialisis berhenti total. Alat cuci darah di RSUD Langsa pun rusak.
Sehingga pasien gagal ginjal tak bisa tertangani. Kondisi serupa juga terjadi di RSU Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara yang kewalahan akibat lonjakan pasien banjir.
Kondisi Rumah Sakit
Sebelumnya, bahwa banjir setinggi lebih dari satu meter telah merendam RSUD Langsa. Namun, seluruh pasien langsung dievakuasi ke RSCM Langsa dan Puskesmas Langsa Barat sejak, Kamis (27/11/2025).
Setelah banjir surut, rumah sakit baru kembali mengaktifkan IGD. Fasilitas di lantai dasar RSUD Langsa turut mengalami kerusakan parah.
Lumpur tebal memenuhi ruang rawat inap. Sementara berbagai peralatan medis ikut rusak, termasuk seluruh mesin cuci darah.
Di Kota Langsa, hanya RSUD Langsa yang menyediakan layanan hemodialisis. Kerusakan 14 unit mesin cuci darah (Fresenius dan Nipro) membuat rumah sakit tak mampu lagi menangani pasien.
Perbaikan hanya bisa dilakukan oleh teknisi khusus. Akibatnya, puluhan pasien harus dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud yang berjarak sekitar 63 km.
“Pasien cuci darah sekarang kita bantu rujuk ke RSUD Zubir Mahmud, karena alat HD di rumah sakit kita belum bisa berfungsi,” kata petugas Ruang HD RSUD Langsa Madi.
Sementaea itu, petugas teknis dari Medan baru akan datang beberapa hari ke depan karena akses jalan sempat terputus.
“Normalnya pasien HD ini harus melakukan cuci darah 2 kali setiap minggunya,” tambahnya, melansir Kompas.com.
Di sisi lain, RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur juga tidak dapat bekerja optimal, Selasa (2/12/2025) melansir Antara. Banjir membuat pelayanan memburuk selama sepekan.
Direktur RSUD Zubir Mahmud Edy Gunawan, menegaskan rumah sakit tetap membuka layanan. Tetapi dalam keadaan terbatas.
“Sebagian besar tenaga medis tidak dapat bertugas karena terdampak banjir dan akses jalan menuju rumah sakit terputus,” ujar Edy.
Keterbatasan Akses
Banyak tenaga kesehatan tinggal di luar Aceh Timur sehingga tak bisa mencapai rumah sakit. Sejumlah poli akhirnya tutup sementara.
Pasien pun menumpuk di IGD dan membuat kunjungan meningkat tajam. Situasi serupa terlihat di RSUCM Aceh.
Ratusan pasien korban banjir masih dirawat hingga, Kamis (4/12/2025). Sebanyak 110 orang menjalani perawatan intensif dan delapan pasien meninggal dunia.
Lonjakan pasien membuat kapasitas rumah sakit kewalahan. Ruang rawat penuh sehingga petugas meletakkan kasur langsung di lantai agar semua korban tertangani.
Direktur RSUCM Syarifah Rohaya menjelaskan mayoritas pasien mengalami luka robek akibat benda tajam.
“Selain itu ada sesak napas, diare, demam, dan gatal. Ada juga trauma,” katanya.
Syarifah menegaskan seluruh biaya pengobatan ditanggung pemerintah. Tidak ada pungutan apa pun untuk korban banjir.
“Jika administrasinya belum lengkap, tangani dan wajib rawat. Administrasi nanti kami pikirkan, terpenting korban selamat dan mendapat perawatan medis,” ujarnya.
Semua tenaga medis bekerja penuh waktu sejak bencana terjadi.
“Kami bersama dan mendukung Bupati Aceh Utara, terdepan dalam penanganan pasien banjir. Seluruh sumber daya tenaga medis dikerahkan 24 jam dalam merawat pasien. Semua itu gratis,” tambahnya.
Sebagai informasi, Banjir mulai menerjang wilayah tersebut sejak (22/11/2025). Hingga kini beberapa titik masih terisolasi dan belum bisa dijangkau.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
