Kamis, 30 Okt 2025

Warga Singapura Kini Pas-Pasan, Sulit Menabung Akibat Biaya Hidup

  • account_circle Nazula Destiyana
  • calendar_month Kam, 14 Agu 2025

menalar.id – Reputasi Singapura yang selama ini identik dengan pengelolaan keuangan yang cermat dan tingkat tabungan tinggi kini mulai memudar. Hal ini dipicu oleh melonjaknya biaya hidup.

Para pakar menilai, mahalnya kebutuhan sehari-hari serta kecenderungan masyarakat untuk lebih mengutamakan pengalaman dan perawatan diri membuat perencanaan keuangan jangka panjang tidak lagi menjadi prioritas. Akibatnya, banyak pekerja hidup “pas-pasan” dari gaji ke gaji.

“Di akhir setiap bulan, saat gaji saya masuk, saya menggunakannya untuk membayar tagihan kartu kredit, uang saku orang tua, asuransi, dan investasi,” ucap Jovan Yeo (31), warga Singapura yang bekerja di perusahaan layanan perbankan digital, Kamis (14/8/2025) dikutip dari CNBC International.

“Setelah semua itu, gaji saya kembali nol lagi, dengan tidak banyak yang bisa ditabung,” tambahnya, seraya menyebut pengeluaran lainnya digunakan untuk bepergian, makan di luar, dan keanggotaan kelas kebugaran.

Peneliti Ikut Mengamat

Perusahaan penggajian ADP turut membenarkan fenomena tersebut. Sekitar 60% pekerja di Singapura pada 2024 hidup dari gaji ke gaji.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti China, Korea Selatan, Jepang, maupun Indonesia. Rata-rata Asia-Pasifik hanya 48%.

Meski ini merupakan riset perdana ADP yang melibatkan hampir 38.000 responden di 34 pasar, temuan serupa juga muncul dalam studi lain. Survei Forrester Research pada 2021 menemukan 53% konsumen Singapura hidup dari gaji ke gaji.

Laporan kesehatan finansial terbaru dari Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) yang dirilis akhir 2024 pun menunjukkan tren mengkhawatirkan, yakni jumlah warga Singapura usia 20–50 tahun yang mulai merencanakan pensiun menurun dibandingkan 2023.bYeo mengakui pentingnya menabung, namun menyebut semakin sulit melakukannya di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

“Saya bisa menabung jika saya tidak keluar, tetapi saya juga ingin memiliki kehidupan dan pengalaman,” katanya.

Ekonom Maybank Research Brian Lee, menjelaskan bahwa sejumlah faktor makroekonomi memang membuat masyarakat Singapura lebih sulit menabung. Meski inflasi sempat turun ke level terendah dalam empat tahun, biaya hidup tetap tinggi akibat faktor struktural seperti harga perumahan dan biaya impor yang mahal.

Berdasarkan Indeks Biaya Hidup Numbeo, mengompilasi data harga pangan, utilitas, dan transportasi. Hasilnya, Singapura menempati posisi kelima dunia dengan skor 85,3 pada pertengahan 2025, tertinggi di kawasan Asia, naik 11% dibanding tahun sebelumnya.

Survei YouGov pada April 2025 juga mengungkap 72% dari 1.845 warga Singapura menempatkan biaya hidup sebagai kekhawatiran utama, diikuti isu layanan kesehatan dan populasi menua.

“Biaya hidup telah meningkat lebih cepat daripada pendapatan selama periode inflasi harga konsumen yang tinggi pascapandemi,” kata Lee.

Menurutnya, hal ini berarti daya beli rata-rata pekerja menyusut setiap tahun sejak pandemi, bukannya meningkat seperti sebelumnya.

Data Maybank memperlihatkan pendapatan median riil turun 0,4% per tahun dalam periode 2019–2024, berbanding terbalik dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 2,2% pada 2014–2019. Walau sempat pulih pada 2024, pertumbuhan upah riil diperkirakan melambat pada 2025 akibat tekanan tarif, khususnya di sektor perdagangan grosir dan manufaktur.

Biaya Perumahan Jadi Beban Tambahan

Lonjakan harga perumahan turut memperparah kondisi. Data Badan Pembangunan Perumahan Singapura mencatat harga jual kembali apartemen publik, yang dihuni hampir 80% penduduk—naik 9,6% pada 2024. Ini lebih tinggi dibanding kenaikan 4,9% pada 2023.

“Singapura memiliki lahan, ruang, dan sumber daya alam yang terbatas. Hal ini menyebabkan harga properti yang tinggi, harga mobil yang tinggi, dan ketergantungan pada makanan impor,” jelas Lee.

“Karena ketergantungan kita pada impor, inflasi domestik kita sangat berkorelasi dengan inflasi global, yang tinggi akibat gangguan pandemi yang berhubungan dengan peningkatan permintaan barang, kekurangan tenaga kerja, dan masalah rantai pasokan,” tambahnya.

 

Penulis

Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.

Rekomendasi Untuk Anda

  • Muzakir Tegaskan Empat Pulau Milik Aceh

    Muzakir Tegaskan Empat Pulau Milik Aceh

    • calendar_month Kam, 12 Jun 2025
    • account_circle Nisrina
    • 0Komentar

    menalar.id- Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengonfirmasi empat pulau yang menimbulkan pro-kontra  dengan Sumatra Utara (Sumut), sejak lama milik wilayah Aceh. Empat pulau tersebut, yaitu Pulau Mangkir Besar (Pulau Mangkir Gadang), Pulau Mangkir Kecil (Mangkir Ketek), Pulau Lipan, dan Pulau Panjang. “Empat pulau itu, sebenarnya itu kan kewenangan Aceh,” kata Muzakir saat JCC, Senayan, Jakarta, Kamis […]

  • PSI Jadikan Jokowi sebagai 'Roh Politik' untuk Bertahan Hidup

    PSI Jadikan Jokowi sebagai ‘Roh Politik’ untuk Bertahan Hidup

    • calendar_month Ming, 20 Jul 2025
    • account_circle Sayida
    • 0Komentar

    menalar.id,. – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara terbuka mengakui ketergantungannya pada mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya sebagai penopang eksistensi partai. Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie mengungkapkan, partai tersebut pernah berada di ambang kehancuran sebelum Kaesang Pangarep bergabung. Dalam Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah (19/7/2025), Jeffrie menceritakan bagaimana partai nyaris menguburkan ambisinya […]

  • Menu MBG Jadi Biang Keracunan Massal 213 Siswa di Bogor

    Menu MBG Jadi Biang Keracunan Massal 213 Siswa di Bogor

    • calendar_month Sen, 12 Mei 2025
    • account_circle Sayida
    • 0Komentar

    menalar.id,. – Pemerintah Kota Bogor mengonfirmasi bahwa keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dan guru disebabkan oleh menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang terkontaminasi bakteri E. coli dan salmonella. Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengumumkan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa telur ceplok bumbu barbeque dan tumis tahu toge mengandung bakteri berbahaya tersebut. “Dari hasil […]

  • Mahasiswi ITB Ditangkap Bareskrim Usai Unggah Meme Prabowo-Jokowi Berciuman

    Mahasiswi ITB Ditangkap Bareskrim Usai Unggah Meme Prabowo-Jokowi Berciuman

    • calendar_month Sab, 10 Mei 2025
    • account_circle Sayida
    • 0Komentar

    menalar.id,. – Bareskrim Polri menahan seorang mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB berinisial SSS setelah membuat dan mengunggah meme hasil manipulasi digital. Meme ini menampilkan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo dalam pose berciuman. Adapun penangkapan mahasiswi itu sebelumnya dikonfirmasi oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko. Dia menyebut […]

  • Cucu Mahfud Md Jadi Korban MBG: BGN Buru-Buru Minta Maaf

    Cucu Mahfud Md Jadi Korban MBG: BGN Buru-Buru Minta Maaf

    • calendar_month Sab, 4 Okt 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id –  Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, menanggapi kabar yang beredar bahwa cucu eks Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Mahfud Md menjadi korban keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Karena kejadian itu, Dadan menyampaikan permohonan maaf. “Ya kami mohon maaf atas hal itu,” ucapnya usai rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI […]

  • bansos

    Bank Dunia: Bansos Bantu Topang Ekonomi RI

    • calendar_month Rab, 18 Jun 2025
    • account_circle Nazula Destiyana
    • 0Komentar

    menalar.id – Baru-baru ini, Bank Dunia menyoroti program Pemerintah, yakni bantuan sosial (bansos). Lembaga tersebut berkata bahwa program itu menguntungkan kondisi ekonomi negara, termasuk Indonesia. Hal itu disampaikan Bank Dunia lewat Global Economics Prospects edisi Juni 2025. “Beberapa negara akan mendapat manfaat dari dukungan kebijakan fiskal seperti program belanja sosial dan investasi publik di Indonesia, […]

expand_less