Thailand Nyatakan Darurat Militer, Kamboja Minta Gencatan Senjata
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sab, 26 Jul 2025

menalar.id – Thailand luncurkan Operasi Trat Pikhat Pairee 1, setelah bentrokan bersenjata dengan pasukan Kamboja di perbatasan kedua negara, Sabtu (26/7/2025). Operasi militer ini dilancarkan untuk mempertahankan kedaulatan wilayah sekaligus merespons perluasan serangan Kamboja ke sejumlah titik di Provinsi Trat.
Ketegangan memuncak saat bentrokan yang terjadi sejak, Kamis (24/7). Pada pukul 05.10 pagi waktu setempat, pasukan Kamboja memperluas zona serangan ke wilayah Ban Chamrak, bagian dari Provinsi Trat, Thailand.
Menanggapi hal itu, Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat langsung mengaktifkan respons militer berskala penuh. Angkatan Laut Kerajaan Thailand melancarkan Operasi tersebut karena menilai Kamboja telah melanggar batas wilayah Thailand di tiga titik berbeda sepanjang garis perbatasan.
Hanya 30 menit setelahnya, tepatnya pukul 05.40, militer Thailand berhasil memukul mundur pasukan Kamboja dari wilayah yang diserang. Operasi ini juga menjadi bagian dari respons terhadap situasi darurat yang diumumkan sehari sebelumnya.
Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat, mengumumkan status darurat militer di delapan distrik yang berbatasan langsung dengan Kamboja, pada Jumat (25/7). Daerah tersebut mencakup Mueang Chanthaburi, Tha Mai, Makham, Laem Sing, Kaeng Hang Maew, Na Yai Am, Khao Khitchakut, dan Khao Saming.
Kini, pemerintah Thailand menetapkan status darurat sebagai bentuk perlindungan terhadap ancaman eksternal yang dinilai nyata dan mendesak. Laporan militer menyebut pasukan Kamboja telah menggunakan senjata dan kekuatan militer dalam menyerbu wilayah Thailand.
Sebagai bagian dari kebijakan keamanan, otoritas, Thailand juga menutup seluruh titik perlintasan darat dan laut di sepanjang perbatasan. Segala bentuk pergerakan kendaraan, pengangkutan barang, aktivitas perdagangan, hingga lalu lintas pariwisata dihentikan. Semua lalu lintas laut yang berada di bawah pengawasan Komando Chanthaburi-Trat juga diberhentikan total.
Kamboja Minta Gencatan Senjata Lewat PBB
Pemerintah Kamboja menyampaikan permintaan gencatan senjata tanpa syarat kepada Thailand. Permintaan ini disampaikan secara langsung oleh Duta Besar Kamboja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Chhea Keo, pada Jumat (25/7) malam waktu Amerika Serikat.
Pernyataan itu muncul dalam pertemuan darurat dan tertutup Dewan Keamanan PBB, yang turut dihadiri oleh delegasi Thailand.
“Kamboja meminta gencatan senjata segera tanpa syarat dan kami juga menyerukan penyelesaian sengketa ini secara damai,” ujar Chhea Keo usai pertemuan tersebut.
Pertempuran sengit antara kedua negara telah memasuki hari ketiga dan disebut sebagai eskalasi konflik perbatasan paling mematikan dalam 13 tahun terakhir. Kedua negara sebelumnya sudah beberapa kali berselisih akibat tumpang tindih klaim wilayah. Namun konflik kali ini dianggap yang paling berdarah sejak 2012.
Kementerian Kesehatan Thailand, melaporkan bahwa lebih dari 138.000 warga telah dievakuasi dari daerah-daerah terdampak konflik di sepanjang perbatasan. Dalam dua hari pertempuran, 15 orang dinyatakan tewas, terdiri dari 14 warga sipil dan satu anggota militer Thailand.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa 13 warga mereka tewas, di antaranya delapan warga sipil, akibat bentrok bersenjata dengan militer Thailand.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
