Pemerintah Minta Maaf dan Janji Evaluasi Besar-Besaran Program MBG
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sab, 20 Sep 2025

menalar.id – Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi, akhirnya angkat suara mengenai maraknya kasus keracunan yang menimpa pelajar di berbagai daerah akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyampaikan permohonan maaf sekaligus memastikan pemerintah akan melakukan evaluasi besar-besaran.
“Tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah,” kata Prasetyo di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Prasetyo menegaskan bahwa kasus-kasus keracunan ini akan menjadi evaluasi serius bagi Badan Gizi Nasional (BGN) dan kementerian terkait. Pemerintah tidak ingin program unggulan yang ditujukan untuk meningkatkan gizi anak bangsa justru menimbulkan keresahan.
“Tentu saja ini menjadi bahan evaluasi dan catatan kami telah berkoordinasi dengan BGN termasuk dengan pemerintah daerah,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan medis yang cepat dan tepat untuk para korban.
“Memastikan bahwa seluruh yang terdampak harus mendapatkan penanganan secepat mungkin dan sebaik-baiknya,” ujar dia.
Gelombang Keracunan Massal
Kasus keracunan massal akibat konsumsi menu MBG tercatat terjadi beruntun di beberapa daerah dalam sepekan terakhir. Adapun daerah-daerah tersebut:
- Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah: sebanyak 251 pelajar dari enam sekolah, termasuk SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairaat Salakan, jatuh sakit setelah menyantap hidangan MBG di sekolah, pada Rabu (17/9/2025).
- Kecamatan Empang, Nusa Tenggara Barat: sekitar 90 siswa dari MTsN dan SMAN setempat mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan MBG.
- Kota Tual, Maluku: belasan siswa SD Negeri 19 Kota Tual diduga keracunan setelah makan menu MBG yang disediakan sekolah. Mereka terpaksa dilarikan ke RS Maren untuk menjalani perawatan.
- Kabupaten Garut, Jawa Barat: sebanyak 194 siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Kecamatan Kadungora dilaporkan terdampak pada Rabu (17/9/2025). Dari jumlah tersebut, 177 siswa mengalami gejala ringan, sementara 19 siswa harus dirawat intensif di Puskesmas Kadungora.
Investigasi Polisi dan Dinas Terkait
Pihak kepolisian di daerah masing-masing langsung turun tangan untuk menyelidiki penyebab keracunan. Sejumlah langkah telah diambil, mulai dari mengumpulkan keterangan saksi, mengambil sampel makanan, hingga mengirimkan sampel muntahan korban ke laboratorium untuk diuji.
Hasil investigasi sementara menyebutkan ada kemungkinan masalah terjadi dalam proses penyimpanan, pengolahan, atau distribusi makanan, namun penyebab pasti masih menunggu hasil uji laboratorium.
Kasus keracunan massal ini pun langsung menuai perhatian publik. Mengingat, program MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintahan.
Masyarakat menuntut pengawasan yang lebih ketat agar distribusi makanan aman dikonsumsi siswa. Prasetyo pun mengakui bahwa pemerintah harus bergerak cepat untuk menutup celah kelemahan di lapangan.
“Semua catatan ini akan menjadi dasar perbaikan agar ke depan MBG betul-betul berjalan dengan baik dan bermanfaat,” tegasnya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
