Israel: Gaza Lapar Bukan Salah Kami, Tapi karena Hamas dan PBB
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 24 Jul 2025

Displaced Palestinians collect cooked food from a community food kitchen in Jabaliya, northern Gaza, on Monday, May 19, 2025. International pressure has mounted on Israel to restart aid. Photographer: Ahmad Salem/Bloomberg
menalar.id – Pemerintah Israel bantah tudingan atas penyebab kelaparan di Jalur Gaza. Hal ini dilakukan setelah Israel mendapat kritik tajam dari berbagai komunitas dan lembaga internasional.
Juru Bicara Pemerintah Israel David Mencer, menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan “sudah mengalir ke Gaza”. Kemudian, ia menuding Hamas sebagai dalang di balik krisis kemanusiaan yang terjadi.
“Tidak ada kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Yang terjadi adalah kekurangan pangan yang direkayasa oleh Hamas,” ujar Mencer, Rabu (24/7/2025), dilansir AFP.
Israel Tuduh Hamas Atas Kelaparan di Gaza
Mencer menuduh kelompok Hamas menghalangi distribusi bantuan, menjarah pasokan kemanusiaan, dan bahkan menjualnya dengan harga tinggi. Selain menyasar Hamas, Mencer juga menyalahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitranya karena tidak mampu mengangkut truk-truk bantuan makanan yang telah melewati pemeriksaan dan menunggu di perbatasan Gaza.
Sejak dimulainya agresi, Israel memberlakukan kontrol ketat terhadap masuknya truk-truk bantuan ke Gaza. Di awal konflik, hal ini menyebabkan antrean panjang kendaraan pengangkut bantuan.
Jumlah bantuan yang masuk pun jauh dari memadai. Dalam kondisi normal, Gaza menerima sekitar 500 truk bantuan per hari. Namun, sejak agresi dimulai, jumlah itu merosot tajam menjadi hanya 40–70 truk per hari.
Distribusi bantuan juga tak lepas dari kekerasan. Pasukan militer Israel dilaporkan beberapa kali menembaki warga Gaza yang tengah mengantre bantuan. Dalam insiden terbaru, 90 warga dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.
Tindakan Israel yang membatasi akses bantuan dan menyerang warga sipil dianggap memperparah krisis pangan di tengah konflik bersenjata. Akibatnya, Israel terus menuai kecaman internasional.
Organisasi Bantuan Ikut Merespons
Selain itu, Prancis sempat menyuarakan kekhawatiran atas risiko kelaparan yang meningkat sebagai dampak dari blokade Israel. Lebih dari 100 organisasi bantuan dan HAM pun memperingatkan bahwa kelaparan massal tengah berlangsung di Gaza.
Mereka mendesak gencatan senjata segera dan akses bantuan yang lebih luas dan cepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menyoroti kondisi tersebut. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut situasi yang terjadi sebagai kelaparan massal yang dibuat oleh manusia.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.