Bukan Pertama Kali: Trump Gugat BBC Gegara Film Dokumenter
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sel, 11 Nov 2025

menalar.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menuntut media BBC sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun. Hal ini terjadi karena film dokumenter yang dirilis BBC diangap merendahkannya.
Film dokumenter berjudul “Trump: A Second Chance?” menampilkan pidato politikus Partai Republik itu yang telah diedit setelah kekalahannya dalam pemilihan umum pada Januari 2021. Melalui pengacaranya Alejandro Brito, Trump mengirim surat tuntutan kepada media asal Inggris tersebut.
Dalam surat itu, Trump menuntut agar film dokumenter dicabut sepenuhnya, disertai permintaan maaf dan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan.
“Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, Presiden Trump tidak akan memiliki pilihan lain selain menegakkan hak-hak hukum dan keadilannya, yang seluruhnya dilindungi secara tegas dan tidak dapat diabaikan, termasuk dengan mengajukan gugatan hukum dengan ganti rugi tidak kurang dari US$1.000.000.000 (Satu Miliar Dolar),” isi surat tersebut, dikutip New York Times, Senin (10/11/2025).
Surat itu juga menyebut bahwa BBC telah menerima pemberitahuan resmi. Trump meminta agar mereka lebih berhati-hati dalam memproduksi konten.
Kuasa hukum Trump menegaskan jika tuntutan tidak dipenuhi hingga Jumat pukul 17.00, pihaknya akan mengambil langkah hukum. Dalam pernyataan di situs resminya, BBC mengonfirmasi telah menerima surat ancaman tindakan hukum.
Sebagai tindakan lanjut, BBC akan menanggapinya pada waktu yang tepat. Dalam surat terpisah yang dirilis BBC, proses penyuntingan klip pidato Trump sudah dibahas oleh komite standar pada Januari dan Mei, Senin (10/11/2025).
Isi Film Dokumenter BBC
Sebagai informasi, dilm dokumenter itu tayang tahun lalu. Hal ini bertepatan dengan masa kampanye pemilihan presiden AS.
Namun kini sudah tidak tersedia di layanan streaming. Ketua BBC Samir Shah, mengatakan bahwa poin-poin dari tinjauan tersebut telah disampaikan kepada tim produksi dokumenter.
“Jika dipertimbangkan kembali, seharusnya kami mengambil langkah yang lebih formal,” ujar Shah.
“Kami mengakui bahwa cara penyuntingan pidato tersebut memang tampak seperti seruan langsung untuk melakukan kekerasan. BBC ingin meminta maaf atas kesalahan penilaian itu,” sambungnya.
Akibat mendapat tekanan terkait penyuntingan dokumenter tersebut, Kepala BBC Tim Davie dan Kepala Eksekutif BBC News Deborah Turness, mengundurkan diri.
Bukan Pertama Kali
Ini bukan kali pertama Trump menuntut suatu media. Ia berulang kali menggunakan jalur hukum untuk menekan perusahaan media dan jurnalis yang tidak disukainya.
Pada Oktober 2024, Trump menggugat CBS News karena diduga mengedit wawancara “60 Minutes” dengan Kamala Harris. Saat itu Kamala yang menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, agar terlihat lebih cerdas dari yang sebenarnya.
Pemilik jaringan tersebut, Paramount Global, akhirnya sepakat membayar US$16 juta kepada Trump pada Juli untuk menyelesaikan kasus itu. Tahun ini, Trump juga menggugat The New York Times dan tiga reporternya dengan nilai US$15 miliar.
Menuduh mereka mempublikasikan berita palsu dan jahat tentang dirinya. Ia turut menggugat penerbit Penguin Random House, yang menerbitkan buku karya dua reporter The New York Times.
Hakim Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Tengah Florida Steven D. Merryday, sempat menolak pengaduan Trump karena dianggap terlalu panjang. Kemudian Steven menyatakan bahwa gugatan tersebut bukan forum untuk makian atau cacian.
Trump kemudian mengajukan kembali kasus itu dengan mencabut satu terdakwa dan memperpendek isi pengaduannya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
