Perang Saudara di Nigeria Memanas, 592 Militan Tewas Dibombardir Jet Tempur
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 14 Agu 2025

menalar.id – Perang saudara di Nigeria kian memanas. Militer negara itu mengumumkan telah menewaskan 592 anggota milisi bersenjata di Negara Bagian Borno, wilayah timur laut Nigeria, dalam kurun delapan bulan terakhir.
Pengumuman ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara Hasan Abubakar, saat berkunjung ke Gubernur Borno, Babagana Zulum, Selasa (12/8/2025) waktu setempat. Menurutnya, serangan udara berhasil menghancurkan lebih dari 200 kendaraan teknis dan 166 pusat logistik dalam operasi besar-besaran melawan pemberontak di kawasan tersebut.
“Tahun ini operasi udara kami lebih cepat, tajam, dan terarah. Kami menargetkan tokoh kunci, memutus rantai logistik, dan membongkar sel-sel yang mengancam perdamaian di timur laut,” katanya, dikutip Reuters, Kamis (14/8).
Abubakar menjelaskan, operasi dilakukan siang dan malam di berbagai titik strategis seperti Gonori, Rann, Dikwa, Damboa, Azir, dan Mallam Fatori. Misi ini melibatkan jet tempur A-29 Super Tucano untuk serangan presisi, helikopter Mi-171 untuk evakuasi dan logistik, serta sistem pengawasan canggih.
Helikopter tempur Mi-35 yang baru dibeli diharapkan memperkuat dukungan udara bagi pasukan darat. Dalam Operasi Hadin Kai, kampanye kontra-pemberontakan di timur laut, angkatan udara Nigeria telah menerbangkan 798 misi tempur dengan total lebih dari 1.500 jam operasi.
Konflik di Borno melibatkan militan Boko Haram dan pecahannya, Islamic State West Africa Province (ISWAP), yang kerap menyerang pasukan keamanan dan warga sipil. Data Nigeria Watch mencatat sedikitnya 2.000 korban jiwa sejak 2023.
Pekan ini, militer juga melaporkan pembunuhan puluhan anggota geng bersenjata dalam operasi gabungan di Zamfara, barat laut Nigeria, setelah ratusan orang bersenjata terpantau bersiap menyerang sebuah desa. Meski demikian, Confidence MacHarry, Analis Senior SBM Intelligence di Lagos, menilai klaim keberhasilan militer sulit diverifikasi.
“Realitas di lapangan menunjukkan capaian militer belum sebanding dengan serangan yang dilancarkan faksi-faksi Boko Haram, terutama sejak gelombang serangan ISWAP yang meningkat pada akhir 2024,” katanya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
