Gus Ipul Ungkap Kendala Sarana Prasarana Jelang Peluncuran Sekolah Rakyat
- account_circle Sayida
- calendar_month Ming, 13 Jul 2025

menalar.id,. – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengaku masih menghadapi sejumlah tantangan teknis dalam persiapan peluncuran program Sekolah Rakyat. Masalah utama terletak pada kelengkapan fasilitas dan peralatan pendukung pembelajaran meskipun tenaga pengajar dan calon siswa sudah siap.
“Untuk siswa dan guru memang sudah siap. Tetapi sarana dan prasarana yang masih belum lengkap,” jelas Gus Ipul dilansir Tempo, Minggu (13/7/2025). Ia merinci beberapa kekurangan seperti gedung sekolah yang masih dalam renovasi, kelengkapan tempat tidur dan bangku siswa, serta peralatan pembelajaran seperti laptop yang belum sepenuhnya tersedia.
Pemerintah berencana memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di 63 lokasi Sekolah Rakyat dari total 100 titik yang direncanakan. Gus Ipul mengakui 37 titik lainnya akan menyusul pada akhir Juli karena keterlambatan penyiapan fasilitas. “Masih ada yang menyusul. Seminggu kemudian gitu,” tambahnya.
Meski MPLS akan dimulai esok hari, Gus Ipul menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan merupakan peluncuran resmi Sekolah Rakyat yang khusus melayani siswa dari kalangan ekonomi terbawah. Peluncuran resmi baru akan dilakukan pada akhir bulan ini.
Menteri Sosial itu menjelaskan bahwa MPLS di Sekolah Rakyat membutuhkan waktu lebih lama dibanding sekolah reguler yang biasanya hanya lima hari. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk menyamakan tingkat pemahaman siswa yang berasal dari latar belakang beragam.
“Kami akan ikuti perkembangannya. Kira-kira masa matrikulasinya dibutuhkan berapa lama. (Apakah) dua bulan atau tiga bulan. Karena (pemahaman) mereka harus sama dulu untuk mata pelajaran dasar,” ujar Gus Ipul. Ia membuka kemungkinan masa orientasi ini bisa berlangsung hingga beberapa bulan untuk memastikan siswa dapat mengikuti program dengan maksimal.
Penulis Sayida
Memimpin tim redaksi dengan fokus pada pemberitaan akurat, mendalam, dan memancing nalar pembaca. Fokus di rubrik nasional, ekonomi, dan hukum
