100 Bayi Prematur Gaza Terancam Nyawa akibat Krisis Bahan Bakar
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 10 Jul 2025

menalar.id – Kini, rumah sakit Gaza menghadapi situasi kritis akibat kelangkaan bahan bakar yang terdampak blokade Israel. Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengumumkan status darurat, pada Rabu (10/7/2025). Hal itu, dilakukan saat intensifnya serangan militer Israel dalam 24 jam terakhir.
Direktur RS Al-Shifa Dr. Muhammad Abu Salmiyah, menyampaikan bahwa lebih dari 100 bayi prematur dan sekitar 350 pasien cuci darah berada dalam kondisi gawat.
“Stasiun oksigen terancam berhenti total, laboratorium serta bank darah tidak bisa berfungsi. Jika ini terus berlanjut, rumah sakit akan berubah menjadi ‘kuburan massal’ bagi semua yang dirawat di dalamnya,” kata Abu Salmiyah, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga mengkritik Israel karena hanya mengirimkan bahan bakar dalam jumlah sangat kecil. Bahkan, Departemen Hemodialisa di rumah sakit itu telah ditutup demi menyelamatkan listrik untuk ICU dan ruang bedah.
RS Nasser: Balapan Melawan Kematian dan Gelap Gulita
Di Khan Younis, Rumah Sakit Nasser melaporkan bahwa mereka hanya memiliki waktu sangat terbatas sebelum seluruh sistem mati total akibat kehabisan bahan bakar.
“Dengan indikator tangki yang mendekati nol, tim medis tengah berpacu dengan waktu dan kematian,” tulis pernyataan rumah sakit tersebut.
Menurut juru bicara RS Nasser, Mohammed Sakr, rumah sakit butuh 4.500 liter bahan bakar per hari untuk bisa terus beroperasi. Namun, kini hanya tersisa 3.000 liter cukup untuk bertahan satu hari saja.
Sakr menggambarkan suasana tragis di ruang operasi, di mana para tenaga medis bekerja tanpa listrik dan ventilasi.
“Alat-alat tak bisa digunakan. Tidak ada AC, tak ada kipas angin. Keringat dokter menetes ke luka pasien, meningkatkan risiko infeksi,” tutur seorang dokter dalam video yang viral di media sosial.
Sistem Kesehatan Gaza Hampir Lumpuh Total
Sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023, sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Mei 2024 menunjukkan hanya 19 dari 36 rumah sakit yang masih dapat beroperasi, dan itu pun hanya sebagian. Sekitar 94 persen fasilitas medis rusak parah atau hancur, dengan lebih dari 600 serangan menargetkan layanan kesehatan.
WHO juga melaporkan bahwa lebih dari 1.500 tenaga medis telah gugur, dan sedikitnya 185 orang ditangkap oleh militer Israel.
“Rumah sakit di Gaza kini kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan peralatan, padahal jumlah korban terus meningkat setiap hari,” tegas WHO.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sejak 7 Oktober 2023, sebanyak 57.575 warga Palestina telah kehilangan nyawa dan lebih dari 136.000 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.