Siapa Charlie Kirk? Loyalis Trump yang Tewas Ditembak di Utah
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 19 jam yang lalu

menalar.id – Politis muda Amerika Serikat (AS) Charlie Kirk (31) tewas tertembak di Utah University, Rabu (11/9/2025) waktu setempat. Saat itu, Kirk terlibat dalam debat terbuka mengenai maraknya penembakan massal di AS. Salah satu peserta bertanya kepada berapa banyak pelaku penembakan massal dalam 10 tahun terakhir yang merupakan transgender.
“Terlalu banyak,” jawab Kirk singkat.
Pemuda itu lalu menyebut jumlahnya lima, kemudian balik bertanya apakah Kirk tahu jumlah total pelaku penembakan massal di AS dalam periode yang sama.
Kirk menanggapi dengan bertanya balik apakah termasuk atau tidak termasuk kekerasan geng. Padahal, menurut penelitian Hamline University melalui The Violence Prevention Project, 98 persen pelaku penembakan di ruang publik adalah laki-laki. Sementara hanya 1 persennya berasal dari kalangan transgender.
Tak lama setelah perdebatan itu, terdengar suara tembakan. Kirk sempat memegang lehernya yang berdarah sebelum terjatuh dari kursi. Sementara audiens panik dan berlarian.
Kematian Kirk menambah panjang daftar kasus penembakan di AS, negara yang kerap dilanda tragedi serupa karena longgarnya aturan kepemilikan senjata. Kirk memang diketahui sering hadir di kampus-kampus untuk menggelar debat terbuka dengan mahasiswa.
Pendukung Trump
Ia merupakan pendukung Presiden AS Donlad Trump dari sayap kiri, mereka memiliki ideologi konservatif yang sama. Bahkan Kirk disebut sebagai “anak emas” dari Trump.
Hal tersebut memicu respons Trump, Trump mengumumkan kabar duka ini lewat platform Truth Social.
“Charlie Kirk yang hebat, bahkan legendaris, telah meninggal dunia,” tulisnya, sambil memuji kedekatan Kirk dengan generasi muda Amerika.
Kontroversi Kirk
Sementara, semasa hidup Kirk dikenal terlibat dalam beberapa kontroversi. Dalam salah satu pidatonya pada 2023 di Awaken Church, ia menyebut bahwa kematian skibat senaat api merupakan “harga yang layak dibayar”. Demi mempertahankan Amandemen Kedua Konstitusi AS yang menjamin hak warga sipil untuk memiliki dan membawa senjata.
“Memang ada harga yang harus dibayar berupa kematian akibat senjata setiap tahun, namun itu sepadan agar kita tetap memiliki Amandemen Kedua untuk melindungi hak-hak lain yang diberikan Tuhan,” ucap Kirk, di kampus Awaken Church, Salt Lake City, pada (5/4/2023).
“Itu adalah deal yang masuk akal,” sambungnya.
Selain itu, Kirk juga diketahui mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Dalam salah satu acara miliknya, ia bahkan pernah melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut Nabi Muhammad sebagai pedofil, tokoh yang gemar berperang, dan pelaku pemerkosaan.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.