Sejumlah BEM Mundur dari BEM SI, Protes Nuansa Politik
- account_circle Nisrina
- calendar_month Rab, 30 Jul 2025

menalar.id – Setelah Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan digelar pada 19/7/2025 lalu, sejumlah BEM dari berbagai kampus satu per satu memutuskan keluar dari aliansi tersebut. Dengan alasan forum yang seharusnya menjadi wadah independen gerakan mahasiswa justru dinilai sarat kepentingan politik, terutama setelah hadirnya pejabat pemerintah dalam agenda itu.
Ketua BEM KM UGM Tiyo Ardianto menyebut bahwa keputusan untuk mundur diambil karena forum munas kali ini penuh dengan nuansa politik dan manuver yang dinilai mengganggu arah gerakan. “Kehadiran elite politik dan aparat keamanan mencederai independensi gerakan mahasiswa,” kata Tiyo dalam keterangannya.
Tak hanya UGM, BEM Universitas Diponegoro (Undip) juga mengambil langkah serupa. Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq menyampaikan bahwa dinamika politik praktis sangat terasa dalam forum tersebut. “Alih-alih menjadi ruang dialektika untuk perjuangan rakyat dan menggagas kemajuan bangsa, forum itu berubah menjadi arena konflik penguasa,” ujarnya.
BEM KM Universitas Islam Sultan Agung juga turut mundur. Presiden BEM-nya, Wiyu Ghaniy Allatif Yudistira menilai forum tersebut tidak mencerminkan semangat gerakan mahasiswa karena lebih banyak membicarakan kepentingan dibanding substansi. “Forum munas jauh dari nilai moralitas mahasiswa,” ucapnya.
Sikap senada datang dari BEM Universitas Tanjungpura. Presiden Mahasiswa Muhammad Najmi Ramadhan menekankan pentingnya kemandirian dalam gerakan mahasiswa. “Gerakan mahasiswa harus berpijak pada kemandirian,” katanya.
BEM KM Universitas Tidar juga tidak diam. Ketua BEM-nya, Achmad Rizky Airlangga menyebut forum Munas ke-18 ini terlalu kental dengan praktik politik yang tidak sejalan dengan semangat perjuangan mahasiswa. “Ini komitmen kami untuk menjaga arah serta muruah gerakan rakyat yang seharusnya,” ujarnya.
Terbaru, lima BEM kampus dari Bali juga ikut mundur pada Rabu (30/7/2025). Mereka berasal dari BEM PM Universitas Udayana, BEM Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, BEM PM Universitas Pendidikan Nasional, BEM Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan BEM STIKES Bina Usada.
Kelima BEM ini mengungkapkan keberatan karena adanya oknum yang mengklaim suara forum secara sepihak. Menurut mereka, hal itu mencederai kedaulatan organisasi. “Maka sikap tegas dan terang yang dapat kami ambil ialah menyatakan pengunduran diri dari aliansi BEM SI Kerakyatan,” kata Ketua BEM PM Universitas Udayana I Wayan Arma Surya.
Ia menegaskan bahwa pengunduran diri ini bukan bentuk lari dari dinamika. “Ini adalah pernyataan moral bahwa ketika demokrasi disalahgunakan, kami memilih keluar dengan kepala tegak,” ucapnya.
Meski begitu, tak semua memilih pergi. BEM SI wilayah Sulawesi justru tetap bertahan. Koordinator Wilayah Sulawesi Nabil Al Mahmud, menyebut perbedaan pandangan dalam forum adalah hal wajar dan seharusnya tidak jadi alasan untuk meninggalkan perjuangan.
“Langkah keluar hanya akan menjauhkan kita dari ruang perbaikan. Kami memilih bertahan agar bisa terus mengawal arah gerakan dari dalam, bukan menyerah pada ketidaksepakatan,” kata Nabil.
(Sumber: TEMPO)
- Penulis: Nisrina