Ramai Kritikan, BKSDA Pastikan Gajah yang Terlibat Evakuasi Sehat
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 19 jam yang lalu

menalar.id., – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memastikan kondisi gajah-gajah yang mengangkat kayu-kayu pasca bencana dalam keadaan baik. BKSDA menyatakan keempat gajah tersebut sehat dan telah kembali ke Pusat Latihan Gajah Saree.
BKSDA Aceh menyampaikan informasi tersebut melalui unggahan di akun Instagram @bksda_aceh. Tim dokter hewan telah memeriksa seluruh gajah sebelum dilepaskan.
“Keempat gajah tersebut sebelumnya telah dilakukan cek medis oleh tim dokter hewan dengan hasil pemeriksaan, keempat gajah ini dinyatakan sehat, tidak ditemukan adanya luka. lecet, atau indikasi cedera pada telapak kaki gajah akibat terkena beda tajam ataupun gesekan selama aktivitas evakuasi,” tulis BKSDA Aceh, Sabtu (13/12/2025) melansir detikcom.
Sebelumnya, penggunaan gajah dalam proses pembersihan material pascabencana menuai kontroversi. Publik menilai pelibatan gajah kurang tepat karena satwa tersebut berstatus dilindungi dan bukan alat berat.
Kritik juga datang dari anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB Daniel Johan. Ia menilai penggunaan gajah dalam evakuasi berisiko terhadap keselamatan satwa dan bertentangan dengan prinsip konservasi.
“Sebagai anggota Komisi IV justru memandang penggunaan gajah untuk membersihkan puing kayu sebagai langkah yang kurang tepat. Gajah adalah satu lindung sehingga melibatkan mereka dalam pekerjaan berat pascabencana menimbulkan risiko terhadap keselamatan satwa, serta bertentangan dengan prinsip konservasi yang menempatkan kesejahteraan hewan sebagai prioritas,” ucapnya.
Daniel menegaskan pelibatan gajah dalam konteks tersebut tidak benar.
“Memang kondisi yang menimpa warga dengan banyaknya puing-puing kayu menjadi sulit karena alasan alat berat yang sulit dijangkau. Namun tidak dibenarkan bahwa gajah menjadi alat untuk membereskan kayu-kayu yang memiliki beban yang sangat berat,” kata Daniel.
Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata menegaskan, pihaknya telah melakukan berbagai pertimbangan sebelum melibatkan gajah. BKSDA melakukan survei lokasi, menilai aksesibilitas, keamanan, serta kebutuhan operasional.
Hal ini guna meminimalkan risiko stres pada satwa.
“Keempat gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan, hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan gajah. Termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir,” ujar Ujang.
Ia menambahkan, BKSDA Aceh memiliki tanggung jawab moral untuk membantu masyarakat dalam kondisi darurat.
“Dalam kondisi darurat sekarang ini, kami dari Balai KSDA Aceh memiliki moral dan tanggung jawab untuk membantu masyarakat. Kami dapat membantu salah satunya dalam upaya penanganan dan pembersihan material pascabencana,” lengkap Ujang.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
