Korsel “Kiamat Militer” Akibat Populasi Pria Anjlok Hingga 20%
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 15 jam yang lalu

menalar.id – Korea Selatan (Korsel) kini hadapi “kiamat” baru yang bukan disebabkan oleh bencana alam, melainkan krisis populasi. Penurunan jumlah pria usia wajib militer berdampak signifikan untuk pertahanan negara tersebut.
Sekiranya, enam tahun terakhir jumlah personal militer Korsel menyusut hinga 20%. Saat ini, jumlah tentara aktif hanyalah 450 ribu orang, jauh menurun dibanding tahun 2000 yang mencapai 690 ribu.
“Sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam populasi pria usia wajib militer di negara dengan angka kelahiran terendah di dunia,” tulis Kementerian Pertahanan Korsel akhir pekan kemarin, dimuat Reuters, Senin (11/8/2025).
“Penurunan drastis jumlah pria yang tersedia untuk dinas militer juga menyebabkan kekurangan jumlah perwira dan dapat mengakibatkan kesulitan operasional jika terus berlanjut,” tambah laporan itu.
Data pemerintah menunjukkan, populasi pria berusia 20 tahun turun 30% dari 2019 hingga 2025, menjadi hanya 230 ribu jiwa. Militer Korea Selatan kini kekurangan sekitar 50 ribu personel untuk mencapai kesiapan penuh.
Termasuk 21 ribu di antaranya berasal dari jajaran bintara. Situasi ini makin mengkhawatirkan karena negara tersebut secara teknis masih berperang dengan Korea Utara (Korut).
Korsel juga tercatat sebagai salah satu negara dengan penuaan populasi tercepat dan tingkat kesuburan terendah di dunia, yakni hanya 0,75 pada 2024. Sementara itu, Korut memiliki sekitar 1,2 juta personel militer aktif, berdasarkan data pertahanan 2022.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.