Kios Blok M Sepi, Pedagang Protes Kenaikan Sewa, Gubernur DKI Angkat Bicara
- account_circle Nisrina
- calendar_month Rab, 3 Sep 2025

menalar.id – Pada Rabu siang (3/9/2025), suasana di Plaza 2 Blok M, atau Distrik Blok M, terlihat sangat sepi. Sebagian besar kios makanan tutup. Hanya beberapa gerai makanan viral yang masih buka. Toko-toko lain seperti kacamata, jam tangan, aksesori ponsel, barbershop, dan minuman juga buka, tapi pengunjungnya sedikit.
Salah satu kios yang sudah tutup, Nasi Kokoh, meninggalkan pesan di dindingnya: “We will be back in new concept, new place!” Lorong-lorong di dalam distrik itu lengang dan mudah dilewati. Suara kendaraan dari luar dan obrolan kecil pengunjung atau pedagang terdengar di sekitar.
Beberapa pengunjung terlihat bingung karena banyak kios tutup. “Ini pindah ke mana ya?” tanya seorang pengunjung sambil menunjuk kios Nasi Matah Blok M. Pengunjung lain menjawab, “Saya kurang tahu, Pak.” ucapnya.
Wira, salah satu pedagang, mengatakan sebagian besar pedagang sepakat meninggalkan Distrik Blok M. Mereka merasa lelah karena oknum koperasi menaikkan harga sewa kios secara tiba-tiba.
Harga sewa yang awalnya Rp 2 juta per bulan sejak Oktober 2024, tiba-tiba naik menjadi Rp 7,5 juta untuk Juli-Agustus 2025. “Tagihan itu datang mendadak, jadi kami sepakat untuk keluar,” kata Wira.
Wira juga mengatakan harga sewa asli dari MRT Jakarta sebagai pengelola hanya sekitar Rp 500 ribu per bulan. “Pedagang jadi malas karena sudah tahu harga asli,” katanya.
Di sisi lain, Tomo, yang disebut sebagai pengelola koperasi, mengaku koperasi yang dirugikan. Koperasi harus membayar sewa yang belum dilunasi pedagang yang sudah pergi. “Koperasi sudah membayar sekitar Rp 259 juta ke MRT Jakarta,” kata Tomo
Gubernur DKI Angkat Bicara Soal Kenaikan Sewa Kios
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi keluhan pedagang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terkait kenaikan harga sewa kios di Blok M, Jakarta Selatan. Kenaikan tarif itu membuat sejumlah pedagang memilih angkat kaki dari lokasi tersebut.
Pramono menjelaskan, sebelumnya ada kerja sama antara MRT Jakarta dan koperasi Blok M dengan batas atas dan batas bawah tarif sewa kios yang sudah ditentukan. Namun, tarif yang dipungut ternyata melebihi aturan.
“Ternyata, tarif yang dipungut lebih dari itu. Sehingga saya sudah menegur Dirut MRT, kalau memang tidak bisa dijalankan itu kerja samanya, maka saya minta untuk dibatalkan,” ucap Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Pramono menegaskan, keberadaan UMKM harus diutamakan, terlebih saat ini perekonomian di area Blok M sedang tumbuh.
Menurut Pramono, penetapan harga sewa tidak boleh semena-mena agar pedagang bisa tetap berjualan. “Jadi kalau tidak bisa ditertibkan, saya minta untuk dibatalkan, lebih baik dikelola sendiri. Karena bagi saya pribadi, untuk UMKM itu menjadi prioritas agar mereka bisa menjalankan usahanya dengan baik,” ujarnya.
Viral Tagihan Sewa Mahal, Pedagang Mulai Angkut Barang
Sebelumnya, video pedagang UMKM yang memindahkan barang dagangannya dari kios di Blok M viral di media sosial, salah satunya melalui akun TikTok @andremandorr. Dalam video dan narasinya, Andre mengaku kaget mendapat tagihan sewa kios sebesar Rp 15 juta.
Padahal, Andre baru sebulan berjualan makanan di sana. Andre bukan satu-satunya, sejumlah pedagang lain juga terlihat merapikan barang dan memindahkannya ke mobil angkutan.
“Kita tiba-tiba dapat tagihan yang enggak ngotak harganya. Kalau ditanya kenapa gue bingung. Karena gue baru banget nemuin kios yang kayak gini bentukannya, tiba-tiba tagihannya naik Rp 15 juta,” kata Andre.
“Apakah ada oknum? Semua UMKM di sini akan pindah juga ke area Blok M. Doain cepat ada jalan keluar untuk seluruh tenant di sini,” lanjut dia
- Penulis: Nisrina
