Demonstrasi Guncang Maroko, 2 Orang Tewas dan 400 Lebih Ditangkap
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 2 Okt 2025

menalar.id – Maroko kembali diguncang oleh gelombang demonstrasi yang menuntut reformasi layanan publik dan pemberantasan korupsi, Kamis (2/10/2025). Demo saat ini menandai hari keenam sejak aksi dimulai akhir pekan lalu.
Protes yang meluas di sejumlah kota besar ini dipicu kekecewaan masyarakat terhadap ketimpangan sosial serta buruknya layanan kesehatan dan pendidikan. Gerakan ini digerakkan oleh GenZ 212, sebuah kolektif baru berbasis Discord yang identitas penyelenggaranya belum terungkap.
“Protes damai lanjutan akan digelar hari ini sebagai bagian dari tuntutan kami yang beradab dan bertanggung jawab,” tulis GenZ 212 dalam pernyataan di Discord, dikutip AFP.
Aksi dijadwalkan mulai pukul 16.00 GMT dengan titik kumpul yang diumumkan kemudian. Namun, unjuk rasa kembali diwarnai kekerasan.
Dua demonstran dilaporkan tewas pada Rabu malam setelah aparat menembaki massa yang dituduh berusaha menyerbu kantor polisi di dekat Agadir. Menurut otoritas setempat, para demonstran membawa senjata tajam serta mencoba merebut perlengkapan dinas dan amunisi polisi.
Kementerian Dalam Negeri Maroko menyebut lebih dari 400 orang telah ditahan sejak awal aksi, sementara sekitar 300 orang luka-luka, sebagian besar aparat keamanan. Beberapa kota memang mencatat aksi berlangsung damai, namun di daerah lain kerusuhan dan vandalisme masih terjadi.
Di kota Sidi Bibi misalnya, sekelompok massa membakar gedung komunitas. Laporan media lokal serta unggahan di media sosial menunjukkan kerusakan fasilitas umum akibat kerusuhan tersebut.
Meski begitu, GenZ 212 kembali menegaskan bahwa protes harus tetap damai dan menyerukan peserta menolak kekerasan, vandalisme, maupun kerusuhan. Untuk pertama kalinya, pada Rabu (1/10), otoritas Maroko memberi izin resmi bagi demonstrasi di Casablanca, Tangier, dan Tetouan.
Ini dianggap langkah baru setelah sebelumnya aksi-aksi berlangsung tanpa restu pemerintah. Para pengunjuk rasa menuntut pemberantasan korupsi, perluasan kebebasan sipil, keadilan sosial, serta mendesak Perdana Menteri Aziz Akhannouch mundur.
Rasa frustrasi atas fondisi ekonomi dan kesenjangan sosial menjadi pemicu lain dari demonstrasi. Amarah publik makin tersulut setelah laporan kematian delapan ibu hamil di rumah sakit umum Agadir, yang memperdalam krisis kepercayaan terhadap layanan kesehatan negeri itu.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
