Asap Hitam Kembali Mengepul: Akankah Paus Baru Terpilih Hari Ini?
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 8 Mei 2025

menalar.id – Asap hitam kembali mengepul dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, pada Rabu (8/5/2025) pukul 11.50 waktu Roma atau 16.50 WIB. Kepulan asap ini menunjukkan bahwa para kardinal elektoral belum mencapai kesepakatan dalam memilih Paus baru.
Selama Konklaf Kepausan berlansung, asap yang keluar dari cerobong menjadi satu-satunya cara Gereja berkomunikasi kepada publik tentang hasil pemungutan suara.
Setelah sesi pagi berakhir tanpa hasil, para Kardinal akan melanjutkan pemungutan suara setelah makan siang, yaitu pada pukul 16.00 waktu Roma atau sekitar pukul 23.00 WIB.
Vatikan telah memulai proses konklaf pada Rabu pagi kemarin dengan menggelar misa di Basilika Santo Petrus. Dalam misa tersebut, Kardinal senior Giovanni Battista Re memimpin doa agar para Kardinal mendapat pencerahan dalam memilih “Paus yang dibutuhkan oleh zaman kita.”
Apa Itu Konklaf? Prosedur dan Makna Asap
Dunia kini menantikan pemimpin baru umat Katolik yang akan menggantikan Paus Fransiskus. Para Kardinal dari seluruh dunia berkumpul dalam Konklaf, pertemuan tertutup tersebut dirancang khusus untuk memilih Paus.
Kata “Konklaf” berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti ruangan terkunci. Gereja hanya mengadakan konklaf saat seorang Paus meninggal dunia atau mengundurkan diri.
Setelah masa tahta kosong selama 15 hingga 20 hari, proses pemilihan pun dimulai.
Hanya sekitar 8 Kardinal yang menjadi kandidat utama dan kardinal yang berusia di bawah 80 tahun saja yang dapat memberikan suara dalam pemilihan ini.
Selama konklaf berlangsung, Gereja melarang para Kardinal menggunakan alat komunikasi seperti gawai, serta berinteraksi dengan pihak luar. Pada hari pertama, mereka hanya melakukan satu kali pemungutan suara pada sore hari.
Jika belum mencapai kesepakatan, mereka akan melanjutkan dengan empat pemungutan suara setiap harinya. Dua kali pada pagi dan sore hari, hingga satu kandidat memperoleh minimal dua pertiga suara atau setidaknya 89 dari 133 suara.
Nantinya, setiap hasil pemungutan suara akan disampaikan kepada publik melalui asap cerobong Kapel Sistina. Yakni, para Kardinal membakar surat suara setiap putaran.
Jika belum ada keputusan, mereka menambahkan bahan kimia tertentu untuk menghasilkan warna hitam atau abu-abu gelap. Sebaliknya, jika salah satu kandidat berhasil terpilih, mereka membakar surat suara dengan campuran bahan yang menghasilkan asap putih.
Begitu terpilih, Ketua Dewan Kardinal akan bertanya apakah ia bersedia menerima jabatan tersebut. Jika ia menyatakan bersedia, maka ia akan memilih nama Paus, mengenakan jubah kebesaran, dan menerima cincin kegembalaan.
Paus baru kemudian akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus. Sebelum ia memberikan berkat kepada umat Katolik, Kardinal senior akan mengumumkan kabar tersebut dengan menyebut “Habemus Papam”, atau “Kita memiliki Paus baru”.
Sementara itu, ribuan umat terus memadati Lapangan Santo Petrus sambil menunggu asap putih sebagai tanda Paus baru telah terpilih.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.