Akibat Hujan yang Tiada Hentinya, Banjir Vietnam Terus Memakan Korban
- account_circle Farrel Aditya
- calendar_month Jum, 21 Nov 2025

menalar.id.,- Banjir yang terjadi di Vietnam terus memakan korban hingga 41 orang, 9 orang hilang, dan lebih dari 52.000 rumah terendam air. Dengan provinsi Dak Lak dan Khanh Hoa mengalami korban jiwa terbanyak, kata pihak berwenang pada Kamis (20/11/2025).
Banjir merusak 167 rumah serta merendam lebih dari 52.000 rumah lainnya di wilayah tersebut, termasuk hampir 23.000 di Dak Lak, 19.200 di Gia Lai, dan 9.000 di Khanh Hoa.
Lebih dari 13.000 hektar tanaman, 2.100 hektar pohon tahunan, 88 hektar budidaya perairan, dan lebih dari 30.700 ternak dan unggas hilang.
Mengutip dw.com, pihak berwenang telah mengevakuasi lebih dari 62.000 orang dari rumah mereka demi keamanan, sementara longsor telah memblokir beberapa jalan utama.
Lalu lintas di Jalan Raya Mimosa Pass, rute masuk utama ke Da Lat dari selatan, terhenti total setelah sebagian jalan runtuh ke jurang dan sebuah bus hampir terjatuh ke celah tersebut.
Media pemerintah melaporkan bahwa perusahaan kereta api milik negara telah menghentikan beberapa layanan yang menghubungkan wilayah utara dan selatan. Laporan tersebut juga menyebutkan peningkatan volume panggilan di pusat tanggap darurat pada Rabu malam seiring dengan terus berlanjutnya hujan dan naiknya level air.
Melansir aljazeera, tingkat air di Sungai Ba di Provinsi Dak Lak melampaui rekor 1993 di dua lokasi pada Kamis pagi, sementara Sungai Cai di Provinsi Khanh Hoa juga melonjak ke level tertinggi baru, kata badan meteorologi.
Kombinasi Langka dari Faktor-Faktor Cuaca
Dr. Truong Ba Kien, Wakil Direktur Pusat Penelitian Meteorologi dan Iklim, menjelaskan bahwa beberapa sistem cuaca intens yang terjadi bersamaan telah menyebabkan hujan lebat berkepanjangan.
Gelombang dingin yang lebih kuat dari biasanya bergerak ke selatan lebih awal dan lebih dalam dari biasanya. Ketika terhalang oleh pegunungan Truong Son di selatan, angin berbelok ke arah timur laut dan timur, memperkuat curah hujan. Angin timur yang kuat dari laut menambah kelembapan, yang menumpuk di sepanjang kontur tanah.
“Hal ini menciptakan zona konvergensi berskala besar, menghasilkan curah hujan yang intens dan berkepanjangan,” kata Kien, menambahkan bahwa sistem tersebut diperkuat oleh gelombang tekanan tinggi Pasifik yang aktif, mengutip vnexpress.
Suhu permukaan laut di Laut Timur tercatat 1-1,5 derajat Celsius lebih tinggi dari rata-rata meskipun sedang musim dingin. Laut yang lebih hangat menyediakan lebih banyak kelembapan, sehingga memperkuat curah hujan ketika angin dari daratan bertemu dengan pegunungan.
Dalam beberapa hari terakhir, sebuah kumpulan awan ekuator yang aktif telah bergerak ke utara dan meningkatkan gangguan atmosfer, sehingga mempertahankan hujan di pantai tengah, selatan, dan dataran tinggi tengah.
Kien menegaskan bahwa perubahan iklim jangka panjang terus memanaskan atmosfer dan lautan, membuat udara mampu menahan lebih banyak kelembapan dan memicu peristiwa hujan yang lebih ekstrem serta berkepanjangan.
Penulis Farrel Aditya
Seorang pemuda dengan minat terhadap banyak hal dan penuh pertanyaan dalam benaknya. Berharap mampu memberikan dampak positif melalui tulisannya.
