Menkes: Kasus Keracunan MBG akan Dilaporkan Rutin Seperti Covid-19
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 2 Okt 2025

menalar.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyiapkan sistem pelaporan kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut mekanisme itu akan menyerupai laporan kasus Covid-19 pada masa pandemi.
Kemudian, Budi menjelaskan bahwa pemerintah akan membuat standarisasi laporan agar angka kasus keracunan MBG seragam.
“Jadi kalau teringat ini seperti teringat (saat pandemi) Covid dulu,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis, (2/10/2025).
Ia menambahkan, laporan nantinya dapat diumumkan secara rutin.
“Kalau perlu misalnya ada update harian atau mingguan atau bulanan yang seperti dulu kita lakukan pada saat Covid itu, kami bisa lakukan,” ucap Budi Gunadi.
Adapun mekanismenya, pelaporan menggunakan sistem yang saat ini sudah berjalan di Puskesmas. Kemudian dinas kesehatan daerah dan Kementerian Kesehatan pusat akan mengelola.
Budi menyebut keputusan itu sudah disepakati dalam rapat koordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Gizi Nasional (BGN), serta BPOM. Jumlah kasus akan diverifikasi oleh Kemenkes bersama BGN.
Hingga akhir September 2025, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia mencatat ada sekitar 6.452 kasus keracunan MBG. Adapun data resmi pemerintah dari BGN, Kemenkes, dan BPOM menunjukkan total korban berada di kisaran 5 ribu orang sejak program dimulai Januari 2025.
Angka kasus tercatat meningkat pada dua bulan terakhir. Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan pemerintah akan memperbaiki tata kelola MBG agar menu yang disajikan lebih aman.
“Sehingga apa yang diberikan oleh pemerintah itu aman untuk dikonsumsi,” ucap Dadan di Gedung MPR/DPR, Rabu, (1/10).
Meski ramai desakan untuk dihentikan, pemerintah tetap melanjutkan program MBG. Dadan menekankan program ini penting untuk anak-anak yang membutuhkan pemenuhan gizi.
“Ini banyak ke anak yang sebetulnya membutuhkan intervensi pemenuhan gizi dengan menu seimbang. Jadi saya kira hak ini harus kami berikan,” sambungnya.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
