Serangan Udara AS Hantam Tiga Fasilitas Nuklir Iran
- account_circle Nisrina
- calendar_month Ming, 22 Jun 2025

menalar.id- Presiden AS Donald Trump menyatakan militer AS telah membombardir tiga fasilitas nuklir Iran, Sabtu (21/6/2025) malam waktu setempat.
Serangan udara AS menghantam fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan. Dari ketiga lokasi, Fordow mengalami kerusakan paling parah. Usai serangan, Presiden Donald Trump menyerukan agar Iran bersedia membuka dialog damai.
“Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” tulis Trump di media sosial, mengutip dari CNBC International.
“Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!” tulis presiden AS.
Sabtu lalu, beberapa pembom siluman B-2 milik Angkatan Udara AS lepas landas dari Missouri dan terbang ke arah barat melintasi Samudra Pasifik. Pesawat ini adalah satu-satunya armada yang mampu membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dijuluki “penghancur bunker.”
Serangan pada Sabtu itu menempatkan Washington dalam konflik bersenjata langsung dengan Iran, sebuah lonjakan besar di tengah serangan Israel yang terus menekan Teheran demi menghentikan program nuklir dan menjatuhkan rezimnya. Keputusan ini lagi-lagi menyeret militer AS ke medan perang di Timur Tengah, padahal Trump sebelumnya pernah berjanji menjauh dari keterlibatan semacam ini di masa jabatan keduanya.
Langkah ini juga menandai perubahan sikap besar kurang dari 48 jam, setelah Trump menyebut AS butuh waktu “dua minggu” untuk melihat apakah konflik antara Israel dan Iran bisa diselesaikan lewat jalur diplomatik atau justru berujung pada perang terbuka.
“Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar negosiasi yang mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya dalam dua minggu ke depan atau tidak,” kata Trump pada hari Kamis, mengutip dari CNBCIndonesia.
Di balik layar, pemerintahan Trump sebenarnya tengah mencoba menjalin kesepakatan dengan Iran soal program nuklirnya. Dalam beberapa bulan terakhir, Trump bahkan dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar menunda serangan kepada Iran.
Trump dan presiden AS sebelumnya sama-sama menegaskan, bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Pada masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 yang dirancang pemerintahan Obama bersama sejumlah negara, dengan alasan kesepakatan itu gagal melindungi Amerika dan tak cukup menghentikan ambisi nuklir Teheran.
Sementara itu, Israel sejak lama menuduh Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Netanyahu bahkan mengancam akan terus menggempur fasilitas nuklir Iran hingga negara itu benar-benar kehilangan kemampuan teknologinya.
- Penulis: Nisrina
