Pemprov Aceh Surati PBB: Tak Sanggup Tangani Pascabencana
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 7 jam yang lalu

menalar.id., – Pemerintah Aceh resmi mengirim surat kepada dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dua lembaga tersebut, yaitu United Nations Development Programme (UNDP) dan UNICEF.
Surat tersebut berisi permintaan bantuan untuk menangani pascabencana banjir dan longsor di Aceh. Pemerintah Aceh menilai kedua lembaga tersebut memiliki pengalaman panjang dalam penanganan bencana. Termasuk saat pemulihan pascatsunami 2004.
“Secara khusus Pemerintah Aceh secara resmi juga telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional atas pertimbangan pengalaman bencana tsunami 2004, seperti UNDP dan UNICEF,” kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Minggu (14/12/2025).
Muhammad MTA menegaskan Pemerintah Aceh telah mengirimkan surat resmi kepada UNDP dan UNICEF karena kebutuhan pemulihan pascabencana yang mendesak.
“Benar (sudah menyurati). Mempertimbangkan mereka lembaga resmi PBB yang ada di Indonesia, maka meminta keterlibatan mereka dalam pemulihan kami rasa sangat dibutuhkan,” katanya.
Kerusakan Akibat Bencana
Pemerintah Aceh mencatat kerusakan infrastruktur terjadi di 18 kabupaten dan kota. Bencana tersebut menyebabkan ribuan warga meninggal dunia dan lainnya masih dinyatakan hilang hingga memasuki pekan ketiga penanganan.
Hingga saat ini, Pemerintah Aceh juga mencatat sebanyak 77 lembaga dan 1.960 relawan telah masuk ke wilayah Aceh untuk membantu proses pemulihan. Mereka berasal dari lembaga non-pemerintah lokal, nasional, hingga internasional.
Sejumlah organisasi yang telah terdaftar dalam desk relawan BNPB untuk Aceh, antara lain:
- Save The Children
- Islamic Relief
- ABF
- DH Charity
- FKKMK UGM
- Mahtan Makassar
- Relawan Nusantara
- Baznas
- EMT AHS UGM
- Koalisi NGO HAM
- Katahati Institute
- Orari
- Yayasan Geutanyoe, serta lembaga lainnya.
Muhammad MTA menyebut jumlah lembaga dan relawan kemungkinan akan terus bertambah seiring berjalannya proses tanggap darurat.
“Besar kemungkinan keterlibatan lembaga dan relawan akan terus bertambah dalam respon kebencanaan ini. Atas nama masyarakat Aceh dan korban, Gubernur sangat berterima kasih atas niat baik dan kontribusi yang sedang mereka berikan demi pemulihan Aceh ini,” kata Muhammad MTA.
Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, jumlah korban meninggal dunia mencapai 419 jiwa dan 32 orang masih dinyatakan hilang, Minggu (14/12/2025) pukul 13.36 WIB. Sementara itu, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 474.691 jiwa.
Bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan besar pada berbagai fasilitas publik. Pemerintah Aceh mencatat kerusakan meliputi:
- 258 unit kantor
- 287 tempat ibadah
- 305 sekolah
- 431 pesantren
- 206 rumah sakit dan puskesmas
- 461 titik jalan
- 332 jembatan.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
