Patriark Katolik & Ortodoks Sambangi Gaza Selepas Serangan Israel
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sab, 19 Jul 2025

menalar.id – Dua pemimpin tertinggi gereja Yerusalem berkunjung ke Gaza, pada Jumat (18/7). Kunjungan tersebut dilakukan sehari setelah serangan Israel menghantam satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza dan menewaskan tiga orang.
Patriark Latin Katolik Roma Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, bersama Patriark Gereja Ortodoks Yunani, Theophilos III, menyambangi umat serta meninjau Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza.
“Para patriark bertemu keluarga-keluarga yang berlindung di sana, menyampaikan belasungkawa, memberikan dukungan rohani, serta secara langsung melihat kerusakan yang dialami gereja akibat serangan,” ujar Patriarkat Latin Yerusalem.
Di Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius, keduanya juga menyampaikan pesan penghiburan dan solidaritas kepada para pengungsi. Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem menyebut kunjungan ini sebagai simbol persatuan gereja yang kuat.
Kedua pemimpin gereja tersebut mengatakan bahwa lembaga bantuan turut mendukung kunjungan pastoral penuh, termasuk pengiriman pasokan makanan, obat-obatan darurat, serta evakuasi medis bagi korban luka.
Paus Leo XIV Turut Berduka
Pemimpin Gereja Katolik, Paus Leo XIV turut berduka atas serangan ke gereja yang menjadi tempat perlindungan ratusan pengungsi, termasuk anak-anak dan penyandang disabilitas. Pendahulunya, Paus Fransiskus, bahkan terus berkomunikasi dengan imam paroki Pastor Gabriel Romanelli yang terluka dan berulang kali menyerukan diakhirinya perang Gaza.
Menurut Vatikan, Paus Leo menelepon Pizzaballa, pada Jumat pagi (18/7) untuk menanyakan kondisi di Gaza, termasuk keadaan Romanelli.
“Beliau menyampaikan dukungan dan kasih kepada seluruh komunitas paroki dan mereka yang menderita akibat kekerasan,” ungkap Vatikan.
“Beliau juga menegaskan komitmennya untuk melakukan segala upaya demi menghentikan pembantaian yang tidak perlu terhadap warga sipil,” lanjut pernyataan tersebut.
Kondisi Warga di Gaza
Hingga kini, Israel masih membatasi ketat akses ke Gaza. Badan pertahanan sipil melaporkan bahwa serangan Israel pada Jumat sekiranya menewaskan lebih dari 30 orang. Termasuk sembilan pencari bantuan di dekat Rafah, selatan Gaza.
Sebuah serangan udara lainnya menewaskan enam anggota satu keluarga di Khan Younis. Penduduk setempat menggunakan tangan kosong untuk mencari korban selamat di antara puing-puing.
“Orang-orang di sini seperti hidup dalam bayangan kematian, diliputi rasa lapar, sakit, dan kehancuran,” ujar kerabat korban Louai Abu Sahloul, kepada AFP.
Militer Israel mengklaim kepada AFP bahwa mereka menargetkan lokasi infrastruktur teror milik Hamas di Khan Younis. Israel pun mengaku mengambil langkah untuk meminimalkan korban sipil. Mereka menambahkan bahwa mereka tidak mengetahui serangan di dekat Rafah.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.