Minuman Keras dan Daging Babi AS Tetap Kena Tarif Impor
- account_circle Sayida
- calendar_month Ming, 20 Jul 2025

menalar.id,. – Pemerintah Indonesia memastikan tidak semua produk impor dari Amerika Serikat akan mendapatkan tarif bea masuk 0 persen. Meski mayoritas barang dari AS akan dibebaskan dari bea masuk, beberapa komoditas tertentu tetap dikenakan tarif impor.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan detail kebijakan ini kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
“Dari total 11.552 pos tarif HS (Harmonized System), kami sepakati 11.474 pos mendapatkan tarif 0 persen. Namun ada beberapa produk yang kami kecualikan dan AS menyetujuinya,” jelas Susiwijono.
Produk seperti minuman beralkohol dan daging babi termasuk yang tidak mendapatkan pembebasan tarif.
Kondisi Tarif Sebelumnya
Susiwijono menegaskan bahwa sebagian besar produk AS sebenarnya sudah menikmati tarif rendah bahkan sebelum kesepakatan ini.
“Faktanya, tanpa kebijakan Trump pun, sekitar 40% nilai impor produk AS ke Indonesia sudah bebas bea masuk. Rata-rata tarif kita memang sudah rendah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia juga telah menerapkan tarif 0 persen untuk produk dari berbagai negara melalui CEPA dan FTA.
Kebijakan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penurunan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19%. Trump menyatakan hal ini dalam konferensi pers di Washington, Selasa (15/7).
“Mereka akan membayar 19% sementara kami tidak membayar apa-apa. Kami dapat akses penuh ke pasar Indonesia,” kata Trump seperti dikutip Reuters.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia berkomitmen membeli:
- 50 unit pesawat Boeing (termasuk tipe 777)
- Energi senilai US$15 miliar
- Produk pertanian AS senilai US$4,5 miliar
Kebijakan tarif ini mencerminkan upaya kedua negara untuk menyeimbangkan kepentingan perdagangan sambil melindungi sektor tertentu di masing-masing negara.
Penulis Sayida
Memimpin tim redaksi dengan fokus pada pemberitaan akurat, mendalam, dan memancing nalar pembaca. Fokus di rubrik nasional, ekonomi, dan hukum