Ketum Iluni UI Bantah Isu Penyalahgunaan Data dan Intervensi Politik di Pemilihan
- account_circle Nisrina
- calendar_month 6 jam yang lalu

menalar.id – Ketua Umum Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Didit A. Ratam membantah tuduhan penyalahgunaan data dan pendaftaran tanpa izin dalam pemilihan langsung ketua umum Iluni UI periode 2025-2028. Ia menegaskan proses penyelenggaraan pemilihan berlangsung transparan.
“Kami berkomitmen penuh menjaga marwah demokrasi kampus dalam proses pemilihan ini,” kata Didit dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).
Menurut Didit, sistem pemilihan telah dirancang untuk meminimalkan kemungkinan penyimpangan. Verifikasi dan validasi keanggotaan dilakukan berjenjang mulai dari tingkat fakultas. Proses ini memastikan hanya alumni resmi dan aktif yang masuk daftar pemilih sah.
“Pemilihan ini didukung sistem teknologi yang andal, dikembangkan bersama tim IT profesional yang memiliki rekam jejak kuat dalam penyelenggaraan sistem pemungutan suara berbasis digital,” ujarnya.
Iluni UI juga menegaskan bahwa Soleh Saptaguna dan John Dear bukan alumni UI. Padahal, kedua nama ini pertama kali mengungkap dugaan penyalahgunaan data oleh salah satu kandidat ketua umum. Keduanya mengaku sebagai alumni Fisika UI sekaligus pengamat demokrasi.
Ketua Panitia Pemilihan Langsung Ketum Iluni UI 2025–2028, Yunadi Ramlan, menyebut kedua nama itu fiktif. “Kepala jurusan Fisika UI dan validator MIPA UI memastikan tidak menemukan kedua nama tersebut dalam daftar alumni,” ujarnya.
Yunadi juga membantah adanya intervensi politik dalam proses pemilihan. Ia mengatakan seluruh panitia dan steering committee bekerja sesuai regulasi. “Kami berharap tidak ada calon ketua umum yang terdiskreditkan oleh isu yang beredar yang bisa saja punya tujuan memecah belah,” kata dia.
Iluni UI akan menggelar pemilihan langsung ketua umum secara elektronik lewat aplikasi UI Connect pada 23-24/8/025. Sebanyak tujuh calon dari enam fakultas akan bersaing: Boni Hargens (FISIP UI 2001), M. Pradana Indraputra (FEB UI 2010), Ivan Ahda (Psikologi UI 2003), Ratu Febriana (FIB UI 1996), Rapin Mudiardjo (Fakultas Hukum UI 1996), Dewi Puspitorini (Fakultas Kedokteran 1987), dan Pramudya A. Oktavinanda (Fakultas Hukum UI 2001).
Isu dugaan penyalahgunaan data sekitar 6.000 Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) mencuat di tengah proses ini. Salah satu kandidat diduga mendaftarkan pemilih ke aplikasi UI Connect tanpa sepengetahuan pemilik data.
Sejumlah alumni menilai isu tersebut dapat merusak integritas pemilihan. “Kalau isu ini benar, tentu sangat berbahaya bagi integritas pemilihan. Tetapi jika tidak benar, juga perlu segera diluruskan agar tidak menimbulkan fitnah,” ujar Soleh Saptaguna, yang mengaku alumnus Ilmu Fisika UI dan bekerja di perusahaan elektronik di Singapura, Jumat (8/8/2025).
Kabar semakin memanas setelah muncul informasi bahwa kandidat yang sama mendapat dukungan dari ketua umum partai politik besar pendukung utama pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa alumni khawatir hal itu menggeser semangat pemilihan dari kepentingan alumni menjadi agenda politik praktis.
“Iluni UI seharusnya menjadi rumah bersama bagi seluruh alumni, bukan arena perebutan pengaruh partai. Kalau benar ada intervensi politik, ini jelas mencederai independensi organisasi,” kata Roby Marbun, alumni FISIP UI.
- Penulis: Nisrina