Banjir Besar Hantam Korsel, 17 Orang Meninggal Dunia
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sen, 21 Jul 2025

menalar.id – Sejumlah daerah di Korea Selatan (Korsel) terhantam banjir besar disertai tanah longsor. Sedikitnya 17 orang meninggal dunia setelah hujan deras terus mengguyur selama beberapa hari.
BBC melaporkan, jumlah korban jiwa diperkirakan masih akan bertambah seiring operasi penyelamatan darurat yang tengah berlangsung, Minggu (20/7/2025). Kantor Manajemen Bencana Korea Selatan mengungkapkan bahwa 11 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Selain banjir, tanah longsor juga menerjang beberapa kawasan. Di kota resor Gapyeong, Korea Selatan bagian utara, longsor mengakibatkan sejumlah properti tertimbun lumpur. Menurut AFP, dua orang tewas akibat longsor di Gapyeong. Dalam beberapa rekaman video, banyak warga yang berusaha menyeberangi jembatan rusak untuk mencapai area evakuasi.
Wilayah yang Terdampak
Di Chungcheong, sebuah desa tertutup tanah dan puing-puing akibat longsor, pada Sabtu (19/7). Kerusakan terparah tercatat di kawasan selatan, termasuk Sancheong, yaitu enam orang dilaporkan meninggal dan tujuh lainnya masih hilang.
Di Sancheong, ribuan bangunan dan jalan mengalami kerusakan atau terendam banjir. Area pertanian ikut terdampak, dengan laporan kematian massal ternak.
Lalu, hampir 10.000 warga telah mengungsi sejak hujan deras melanda. Selain itu, lebih dari 41.000 rumah sempat mengalami pemadaman listrik.
BBC menyebut hujan mulai mereda di wilayah selatan dan tengah. Namun curah hujan tinggi kini bergerak ke wilayah utara, termasuk Seoul.
Presiden Korsel Lee Jae Myung, memerintahkan untuk menetapkan zona bencana khusus di wilayah yang terdampak parah. Pemerintah Korsel juga mengerahkan upaya pemulihan lintas lembaga untuk menangani dampak bencana tersebut.
Perkiraan Gelombang Panas
Menteri Dalam Negeri Yun Ho Jung, meminta otoritas daerah untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang tersedia dalam menghadapi situasi darurat ini. Setelah banjir dan hujan deras, Korsel diperkirakan akan mengalami gelombang panas ekstrem.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
