Imbas Banjir Sumatera, Celios: Negara Rugi Rp68 T
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sel, 2 Des 2025

menalar.id., – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada sekitar 3.500 rumah yang mengalami rusak berat, 4.100 rumah rusak sedang, dan 20.500 rumah rusak ringan pasca banjir bandang dan longsor. Kemudian, sekitar 282 fasilitas pendidikan dan 271 jembatan di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, Senin (1/12/2025).
Akibatnya, sejumlah akses jalan darat terputus dan distribusi bantuan terhambat. Maka, banyak bantuan yang dikirim melalui jalur udara dengan helikopter.
Sementara itu, Center of Economic and Law Studies (Celi0s) mengklaim negara mendapat kerugian ekonomi secara besar dalam lingkup regional maupun nasional. Secara regional, Provinsi Aceh mengalami kerugian Rp2,04 triliun, Sumatera Utara Rp2,07 triliun, sedangkan Sumatera Barat sebesar Rp2,01 triliun.
Celios memperhitungkan kerugian ekonomi tersebut dari lima jenis kerugian, meliputi:
- Kerugian rumah masing-masing mencapai Rp30 juta per rumah.
- Kerugian tiap jembatan dengan pembiayaan pembangunan kembali mencapai Rp1 miliar.
- Kerugian pendapatan keluarga sesusai pendapatan rata-rata harian masing-masing provinsi dikali dengan 20 hari kerja.
- Kerugian hilangnya lahan sawah mencapai Rp6.500 per kg (asumsi per Ha menghasilkan 7 ton).
- Kerugian perbaikan jalan per 1000 meter mencapai Rp100 juta.
Dampak Ekologis
“Secara nasional, terjadi dampak penurunan Produk Domestik Bruto mencapai Rp68,67 triliun atau setara dengan 0,29 persen,” tulis Celios dalam studinya, Senin (1/12/2025).
Insiden ini bukan hanya merugikan daerah yang terdampak, melainkan provinsi lainnya yang mengandalkan sumber penghasilan dari Sumatera. Sebagai contoh, Sumatera Utara merupakan penghasil simpul industri nasional.
“Secara regional, ekonomi Aceh akan menyusut sekitar 0,88 persen atau setara Rp2,04 triliun,” tambahnya.
Celios juga menyatakan bencana ekologis merupakan dampak dari alih fungsi lahan oleh deforestasi sawit dan pertambangan. Sebab itu, Celios mendesak moratorium untuk mencabut izin tambang dan perluasan kebun sawit.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
