Update Kasus SMAN 72 Jakarta: Siswa Bantah Rumor Hingga Temuan Polisi
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 13 Nov 2025

Sejumlah murid SMAN 72 Jakarta bersaksi bahwa pelaku dari peledakkan tidak pernah dirundung.
menalar.id., – Sejumlah murid SMAN 72 Jakarta membantah isu yang menyebut pelaku peledakan di sekolah mereka menjadi korban perundungan, Kamis (13/11/2025). Mereka meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berita yang beredar terkait isu tersebut.
Salah satu siswa, sebut saja MAR mengimbau publik agar menunggu informasi resmi dari pihak berwenang. Ia menilai, rumor tersebut hanya memperburuk citra sekolah dan para murid.
“Untuk SMA Negeri 72, untuk semuanya juga, kalau ada berita-berita yang kurang, kurang baik tentang SMA 72, tentang bullying, itu ditunggu yang konfirmasi, yang benarnya dulu ya. Jangan termakan hoaks,” kata MAR saat acara Prabu Jakarta 2025 di JIExpo Kemayoran, Kamis (13/11/2025).
Temuan Polisi
Sementara itu, polisi memutuskan pelaku peledakkan SMAN 72 Jakarta sebagai Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Iman Imanuddin menyatakan, ABH terduga melakukan aksinya karena merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk menyampaikan keluh kesah, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.
“Dorongannya di mana yang bersangkutan merasa sendiri kemudian merasa tidak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya baik itu di lingkungan keluarga kemudian di lingkungannya itu sendiri maupun di lingkungan sekolah,” ucapnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto juga menambahkan, hal itu terjadi karena ABH hanya tinggal bersama Ayah-nya. Sementara, Ibu-nya bekerja di luar negeri.
“ABH tinggal bersama ayahnya, sementara ibu bekerja di luar negeri,” kata Budi, Kamis (13/11/2025), dikutip detikcom.
Sebelumnya, polisi menemukan sekitar tujuh peledak yang dirakit secara mandiri oleh ABH. Berdasarkan hasil digital, pelaku diduga mengonsumsi dan mempelajari cara perakitan dari situs gelap atau dark web.
Sementara itu, polisi masih terus mendalami motif dan jejak digital ABH.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
