Trump Ultimatum NATO Lewat Surat: Ancam Setop Beli Minyak Rusia
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Ming, 14 Sep 2025

menalar.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mendesak seluruh anggota NATO untuk segera menghentikan impor minyak dari Rusia. Desakan itu disampaikan melalui surat terbuka yang ia unggah di platform Truth Social, ditujukan kepada seluruh negara aliansi Barat.
Dalam surat tersebut, Trump menyertakan ancaman akan menahan pemberian sanksi dari AS jika NATO tidak bersatu menjatuhkan embargo energi terhadap Moskow.
“Saya siap memberikan sanksi berat kepada Rusia ketika semua negara NATO telah sepakat untuk melakukan hal yang sama, dan ketika semua negara NATO BERHENTI MEMBELI MINYAK DARI RUSIA,” tulis Trump, Sabtu (13/9/2025), dalam surat untuk NATO dan dunia.
Menurut Trump, komitmen NATO dalam mendukung kemenangan Ukraina masih lemah karena sejumlah anggota masih bergantung pada energi Rusia. Selain itu, Trump juga mendorong NATO untuk memberlakukan tarif 50–100% terhadap China, yang ia nilai turut menopang perekonomian Rusia di tengah isolasi global.
“Jika NATO melakukan apa yang saya katakan, perang akan segera berakhir. Jika tidak, Anda hanya membuang-buang waktu saya,” tulisnya.
Data dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) mencatat, Turki saat ini menjadi pembeli minyak Rusia terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Beberapa negara anggota NATO lainnya, seperti Hongaria dan Slovakia, juga masih mengimpor minyak dari Moskow.
Pengamat hubungan internasional dari Atlantic Council, Daniel Fried, menilai langkah Trump memperlihatkan pola lama tekanan terhadap sekutu.
“Trump kembali memberi ultimatum kepada NATO. Namun, penghentian total impor minyak Rusia akan sulit dilakukan karena beberapa anggota masih sangat bergantung pada pasokan itu,” jelas Fried.
Unggahan Trump muncul di tengah meningkatnya eskalasi militer Rusia di Eropa Timur. Baru pekan lalu, pasukan Polandia bersama NATO menembak jatuh drone Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia, dalam serangan terbesar Moskow terhadap Ukraina sejak 2022.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
