Trump Sepakat Tarif 15% Untuk Jepang, Klaim Jadi Perjanjian Terbesar
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Rab, 23 Jul 2025

menalar.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengumumkan kesepakatan tarif dengan Jepang yang diklaim sebagai salah satu perjanjian perdagangan terbesar dalam sejarah hubungan kedua negara. Menurut Truth Social, bahwa kedua negara sepakat menerapkan tarif timbal balik sebesar 15% untuk produk-produk asal Jepang yang masuk ke pasar AS, Selasa (22/7/2025) waktu setempat.
Sebelum tercapainya kesepakatan, Trump sempat mengancam akan menaikkan tarif hingga 25% mulai 1 Agustus jika Jepang tidak memenuhi tuntutannya.
“Kami baru saja menyelesaikan kesepakatan besar dengan Jepang, mungkin kesepakatan terbesar yang pernah ada,” tulis Trump, dikutip AFP.
Trump menegaskan kesepakatan tersebut bukan hanya menguntungkan sektor perdagangan. Tetapi juga mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja di AS.
Dalam perjanjian itu, Jepang disebut akan menginvestasikan 550 miliar dolar ke perekonomian AS. Nantinya, 90 persen keuntungan akan diterima Amerika Serikat. Namun, Trump tidak merinci lebih lanjut mengenai struktur investasi tersebut.
“Kesepakatan ini akan menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan,” ujar Trump.
Keuntungan Untuk AS
Trump juga menyampaikan bahwa Jepang akan membuka pasarnya untuk produk-produk AS, termasuk mobil, truk, beras, dan komoditas pertanian lainnya. Tarif timbal balik sebesar 15 persen disebutnya sebagai langkah untuk menciptakan kesetaraan dagang antara kedua negara.
Pengumuman ini muncul di tengah tekanan untuk segera menuntaskan serangkaian perjanjian perdagangan. Demikian, sebelum batas waktu penerapan tarif tambahan pada awal Agustus. Selain Jepang, AS telah mencapai kesepakatan dagang dengan Filipina, Indonesia, Inggris, dan Vietnam dalam beberapa minggu terakhir.
Respons Jepang
Perdana Menteri Shigeru Ishiba, memberikan tanggapan yang lebih hati-hati. Dalam konferensi pers di Tokyo, Ishiba menyatakan pemerintahnya masih akan mempelajari detail kesepakatan sebelum memberikan pernyataan resmi, Rabu (23/7/2025),.
“Mengenai hasil negosiasi ini, saya belum dapat berkomentar hingga kami memeriksa secara detail isi kesepakatan tersebut,” kata Ishiba.
Perjanjian ini setelah koalisi Ishiba kehilangan mayoritas di majelis tinggi parlemen Jepang pada pemilu akhir pekan lalu. Hal ini, menambah tekanan politik di tengah kondisi ekonomi dan hubungan luar negeri yang semakin kompleks.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.