Komnas HAM Papua Laporkan Warga Sipil Tewas dalam Operasi Militer di Intan Jaya
- account_circle Sayida
- calendar_month Sen, 26 Mei 2025

menalar.id,. – Sekretariat Komnas HAM Papua mengungkapkan satu warga sipil tewas selama operasi militer Satgas Habema TNI di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Korban bernama Hetina Mirip, seorang perempuan yang menurut laporan tewas tertembak pada Rabu (14/5).
Frits Ramandey, Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua, menjelaskan bahwa mitra lapangan melaporkan jenazah korban baru ditemukan sembilan hari setelah kejadian, tepatnya Jumat (23/5/2025).
“Ketika melakukan pencarian, kami menemukan ibu itu setelah tertembak lalu dikubur dengan cara tidak manusiawi. Sebagian tubuhnya tidak bisa terkubur,” papar Frits kepada wartawan, Senin (26/5).
Komnas HAM mengaku belum dapat memverifikasi apakah penembakan dilakukan oleh TNI atau kelompok TPNPB. Namun Frits menekankan bahwa dalam tradisi Suku Migani di Intan Jaya, kekerasan terhadap perempuan sangat dilarang.
“Dalam tradisi orang di sekitar situ, perempuan pasti tidak bisa menjadi target kekerasan. Apalagi sampai ditembak. Karena itu bertentangan dengan kearifan lokal,” tegasnya.
Antonia Hilaria Wandagau, anak korban, melalui Koalisi Masyarakat Sipil menyampaikan protes keras.
“Ibu saya, Hetina Mirip, bukan kombatan. Ia hanya seorang perempuan Papua, ibu rumah tangga. Tentara datang, rumah kami dikepung, dan ibuku ditembak, dibakar di halaman rumah, tepat di depan mata saya,” tuturnya dengan luka.
Sementara itu, TNI melalui Mayjen Kristomei Sianturi belum memberikan tanggapan atas konfirmasi dilansir CNNIndonesia.com mengenai insiden ini. Sebelumnya, Satgas Habema mengklaim telah menembak mati 18 anggota OPM dalam operasi yang sama.
Letkol Iwan Dwi dari Dansatgas Media Koops Habema menjelaskan operasi berlangsung pukul 04.00-05.00 WIT di lima kampung. Namun PGI melaporkan tiga warga sipil menjadi korban dalam insiden tersebut.
Kontradiksi ini semakin menguat ketika Mayjen Sianturi pada 20 Mei lalu menegaskan.
“18 korban kontak tembak pada 14 Mei 2025 seluruhnya adalah anggota OPM, hal itu sudah dikonfirmasikan kepada masyarakat setempat,” tegasnya.
Laporan ini menunjukkan kesenjangan data antara versi TNI dengan temuan Komnas HAM dan organisasi sipil di lapangan, yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengungkap kebenaran sebenarnya.
- Penulis: Sayida