180 Dapur MBG di Jakarta Belum Kantongi Sertifikat Higiene Sanitasi
- account_circle Nisrina
- calendar_month Sen, 6 Okt 2025

menalar.id – Dinas Kesehatan Jakarta mencatat sebanyak 180 dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) di ibu kota belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat ini penting sebagai jaminan keamanan pangan, terutama setelah ribuan siswa di Bandung Barat keracunan dari program MBG.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Verry Adrian, mengatakan ratusan dapur masih dalam proses memenuhi syarat sertifikasi. Dari jumlah itu, 149 dapur sudah menjalani inspeksi kesehatan lingkungan, 25 sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, dan lebih dari 3.000 petugas dapur mengikuti pelatihan penjamah pangan.
“Sebagian besar dapur sudah masuk tahapan penting menuju sertifikasi, sisanya menyusul,” kata Verry dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025). Pemerintah menargetkan semua dapur MBG bisa mengantongi SLHS paling lambat akhir Oktober, sesuai instruksi pusat.
SLHS merupakan bukti tertulis bahwa sebuah dapur telah memenuhi standar baku mutu, higienis, dan sanitasi. Usaha jasa boga yang memasak lebih dari 750 porsi per hari diwajibkan punya sertifikat ini. Awalnya, Badan Gizi Nasional (BGN) tidak mewajibkan dokumen ini untuk mitra MBG. Namun aturan berubah setelah lebih dari 6.000 penerima manfaat keracunan pada akhir September lalu.
Sementara itu, temuan investigasi BGN soal kasus keracunan di Bandung Barat memunculkan pertanyaan baru. Pakar kesehatan masyarakat Tjandra Yoga Aditama menyebut tim mendapati kadar nitrit sangat tinggi dalam sampel makanan, khususnya buah melon dan lotek. Nilainya mencapai 3,91 dan 3,54 mg/L, melampaui ambang batas aman.
“Informasi detail soal sumber pencemaran perlu dijelaskan agar kejadian tidak berulang,” kata Tjandra. Ia juga menyoroti perbedaan hasil laboratorium antara BGN dan Labkesda Jawa Barat. Menurut dia, penjelasan ini penting agar masyarakat percaya pada keamanan pangan program MBG.
Kasus keracunan MBG di Bandung Barat terjadi sejak 24/9/2025 dan menimpa ribuan siswa. Beberapa daerah lain bahkan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat kasus serupa. Pemerintah pusat menegaskan, tanpa sertifikasi dapur, potensi kasus serupa bisa terus terulang.
- Penulis: Nisrina
