Tari Mandau Pecah Rekor MURI dan Dunia, Bukti Pelestarian Budaya
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Kam, 3 Jul 2025

menalar.id – Tari Mandau kolosal dari Kalimantan Tengah berhasil masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI). Tari ini sempat sempat ditampilkan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Senior Manager MURI Triyono, menyatakan bahwa setelah melakukan verifikasi, tarian ini bukan hanya layak masuk MURI, tetapi tercatat sebagai rekor dunia.
“Setelah melakukan verifikasi di lapangan Tari Mandau ini tidak layak tercatat dalam Museum Rekor Indonesia, karena MURI mencatatkan tarian ini sebagai rekor dunia,” kata Triyono di Pulang Pisau, Kamis (3/7/2025).
Proses Verifikasi
Ia menjelaskan bahwa proses pencatatan rekor ini berlangsung cukup panjang. Sejak Mei 2025, pihak MURI terus menjalin komunikasi dengan panitia daerah guna memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku.
MURI menilai tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan wujud nyata kekayaan budaya Dayak. Triyono mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Dewan Adat Dayak (DAD), dan masyarakat yang telah bahu-membahu menyukseskan acara ini.
Ia menegaskan bahwa momen ini menunjukkan bahwa Tari Mandau kolosal adalah warisan budaya Indonesia yang layak ditampilkan ke dunia. Bupati Pulang Pisau Ahmad Rifa’i, mengaku bersyukur atas apresiasi yang diterima.
Ahmad berkomitmen bersama DAD untuk terus melestarikan potensi budaya lokal.
“Budaya yang kita miliki adalah identitas dan menjadi komitmen kami untuk menciptakan Pulang Pisau Berbudaya dengan mengangkat dan melestarikan keanekaragaman budaya yang dimiliki,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pencatatan ini merupakan langkah strategis dalam menjaga budaya lokal dari ancaman kepunahan di tengah derasnya arus modernisasi. Ia berharap masyarakat, khususnya generasi muda terus menjaga warisan budaya daerah.
“Bukan hanya Tari Mandau, masih banyak keanekaragaman budaya yang kita miliki untuk terus kita jaga dan diwariskan ke anak cucu,” tambahnya.
Para Pejabat Ikut Merespons
Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak, turut menyaksikan langsung pencatatan rekor ini. Ia datang bersama Wakil Gubernur Edy Pratowo beserta istri, sekaligus memberikan dukungan moril kepada para penari dalam perayaan hari jadi Pulang Pisau.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Pulang Pisau Tony Harisinta, turut menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Ia mengaku tidak menyangka bahwa tarian ini justru mencetak rekor dunia, bukan hanya rekor nasional seperti yang ditargetkan sejak awal.
“Awalnya kami hanya menargetkan rekor MURI, tetapi ternyata tarian ini mencetak rekor dunia. Ini di luar ekspektasi kami dan menjadi hadiah luar biasa bagi masyarakat Pulang Pisau dan Kalimantan pada umumnya,” ujarnya.
Tony menjelaskan bahwa pihaknya memilih Tari Mandau karena MURI menetapkan standar tinggi, termasuk nilai budaya yang harus ditampilkan dan jumlah peserta yang melebihi 1.000 penari. Tari Mandau bukan hanya tarian, tetapi juga simbol identitas budaya daerah yang diusung dalam momen peluncuran identitas Kabupaten Pulang Pisau.
Ketua DPRD Kabupaten Pulang Pisau Tandean Indra Bela, turut mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menilai bahwa perayaan hari jadi yang sederhana justru membawa makna mendalam.
“Tari kolosal ini memberikan semangat baru untuk kebersamaan dan pelestarian budaya. Ini harapan kita agar ke depan Pulang Pisau makin maju dan bersinergi dengan semua pihak,” ungkap Tandean.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
