Pramono: Banyak Murid SMAN 72 Berniat Pindah Pasca Ledakan
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Ming, 16 Nov 2025

menalar.id., – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menuturkan sejumlah murid ingin pindah dari SMAN 72 Jakarta akibat insiden ledakan, pada Jumat (7/11/2025). Hal ini terjadi karena para murid mengalami trauma pasca kejadian.
“Dampaknya juga di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah,” katanya, Minggu (16/11/2025).
Sebelumnya, Pramono telah mendiskusikan persoalan ini dengan Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta. Ia berharap pihak sekolah dapat menyelesaikan permasalahan secara bijak.
“Karena saya tak mau kemudian dampaknya sampai panjang,” kata Pramono, melansir Antara.
Sementara itu, Pramono memberi pilihan metode pembelajaran kepada murid. Apakah mereka ingin belajar secara daring atau luring.
Meski begitu, ia berharap pembelajaran tatap muka bisa kembali terlaksana setelah seminggu belajar daring. Mengingat sebagian besar murid sudah ingin belajar secara tatap muka.
“Kami sudah berkomunikasi, Kepala Dinas Pendidikan juga sudah menyampaikan, memberikan kebebasan. Yang mau daring boleh, yang mau langsung juga boleh. Dan ternyata mereka kebanyakan sekarang meminta untuk secara langsung,” tutur Pramono.
Hingga saat ini, polisi masih menunggu pemulihan dari pelaku yang statusnya menjadi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). Setelah pemulihan, ABH akan dimintai keterangan.
Sebagian Korban Telah Pulang dari RS
Sedangkan, sekitar enam murid SMAN 72 yang menjadi korban ledakan sudah pulang dari Rumah Sakit (RS) Yarsi Jakarta. Sebagian lainnya akan menjalani terapi lanjutan.
“Dalam dua hari terakhir, RS Yarsi memulangkan 6 pasien setelah menjalani perawatan THT dan pemeriksaan audiometri,” kata Direktur Utama RS Yarsi dr. Mulyadi Muchtiar, Minggu (16/11/2025).
“Sebagian juga kita terapi dengan Hyperbaric Oxygen, dan dilanjutkan dengan prosedur rawat jalan,” sambungnya.
Namun, masih ada satu murid yang menjalani perawatan intensif di RS Yarsi. Korban mengalami luka bakar serius dan trauma di bagian perut.
“Sampai saat ini masih terdapat 1 pasien rawat inap di RS Yarsi, pasien adalah korban luka bakar dan trauma di perut,” jelas Mulyadi.
Apabila kondisi membaik, RS akan pindahkan korban ke ruang perawatan biasa.
“Kalau kondisinya sudah stabil akan kita pindah ke ruangan biasa, dengan tetap membatasi kunjungan pasien, karena daya tahan pasien turun, sehingga akan mudah tertular infeksi,” ucap Mulyadi.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
