AS Ambil Alih TikTok, Trump Klaim Data Pengguna Lebih Aman
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 4 jam yang lalu

menalar.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mempercepat proses penjualan aset TikTok di AS kepada konsorsium. Konsorsium itu terdiri dari investor dalam negeri dan dirinya telah menandatangani kesepakatan.
Langkah ini sebagai upaya pemerintah AS dalam membatasi pengaruh China terhadap pengelolaan data pengguna dan konten di platform tersebut. Perintah tersebut berisi kesepakatan divestasi yang memenuhi ketentuan undang-undang larangan TikTok yang berlaku sejak Januari.
Berdasarkan aturan tersebut, perusahaan induk TikTok asal China yaitu ByteDance wajib melepaskan sekitar 80% aset TikTok di AS kepada investor non-China. Apabila tidak memenuhi aturan tersebut maka berisiko menghadapi pemblokiran total.
Trump menyatakan bahwa divestasi tersebut memungkinkan jutaan pengguna AS tetap dapat menggunakan TikTok dengan jaminan keamanan nasional yang lebih kuat. Trump sebelumnya juga telah berkomunikasi langsung dengan Presiden China Xi Jinping dan mengklaim bahwa Xi memberikan persetujuan terhadap rencana tersebut.
Perusahaan Lokal Mengambil Alih
Konsorsium investor Amerika yang akan mengambil alih TikTok di AS melibatkan beberapa perusahaan besar seperti Oracle, Silver Lake, CEO Dell Michael Dell, serta Fox Corp milik Lachlan Murdoch. ByteDance tetap memegang saham minoritas tidak lebih dari 20%.
Aset yang dialihkan dalam kesepakatan ini mencakup kendali atas algoritma TikTok, data pengguna, serta dua aplikasi lain milik ByteDance yaitu Lemon8 dan CapCut. Oracle akan berperan penting dalam pengelolaan keamanan data serta sistem rekomendasi TikTok di bawah perusahaan baru yang sepenuhnya berbasis di Amerika Serikat.
Wakil Presiden AS JD Vance, yang memimpin jalannya negosiasi, mengungkapkan bahwa nilai transaksi diperkirakan mencapai US$14 miliar.
“Dengan kesepakatan ini, warga Amerika tetap bisa menggunakan TikTok, dan kali ini dengan keyakinan lebih besar bahwa data mereka aman dan tidak digunakan sebagai alat propaganda,” kata Vance.
Walaupun telah mendapat restu dari kedua pihak, penyelesaian kesepakatan masih memerlukan waktu. Pemerintah AS memperpanjang tenggat pelaksanaan undang-undang hingga 16 Desember untuk merampungkan dokumen dan persetujuan regulasi.
Namun demikian, sejumlah pihak melontarkan kritik terhadap kesepakatan ini. Mereka meragukan apakah algoritma TikTok benar-benar akan bebas dari pengaruh politik, mengingat beberapa investor dalam konsorsium memiliki kedekatan politik dengan Trump.
Dalam pernyataannya, Trump sempat berkelakar bahwa ia ingin TikTok menjadi 100% MAGA. Namun menegaskan aplikasi tersebut akan tetap bersikap netral dan terbuka bagi semua kalangan.
“Kalau saya bisa bikin itu 100 persen MAGA, saya akan lakukan. Tapi ini tidak akan seperti itu. Semua kelompok akan diperlakukan adil,” ujarnya.
Kesepakatan ini juga membuka peluang bagi pertemuan langsung pertama antara Trump dan Xi setelah Trump kembali menjabat sebagai presiden. Keduanya akan bertemu dalam forum KTT APEC di Korea Selatan bulan depan.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
