Pengungsi Ukraina Tewas Ditikam di Kereta Charlotte, Publik Soroti Keamanan di AS
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month 9 jam yang lalu

menalar.id – Seorang wanita muda asal Ukraina Iryna Zarutska (23) dibunuh di kereta Carolina Utara, Selasa (9/9/2025) waktu setempat. Rekamanan dari Charlotte Area Transit System memperlihatkan Zarutska yang tengah duduk di kereta, lalu tiba-tiba saja pria dari arah belakang menikamnya berulang kali secara acak.
Pelaku kemudian berjalan menuju lorong, sementara Zarutska termangu sambil memeluk dirinya. Kejadian ini langsung memicu kekhawatiran publik atas keamanan di Amerika Serikat (AS) sekaligus geram pada reaksi pengguna kereta lainnya.
Sebab, tak ada yang memberi pertolongan pada Zarutska. Sedangkan beberapa orang memilih mehindari tempat kejadian. Atas perbuatannya, pelaku yang bernama Decarlos Brown Jr (34) dijerat dakwaan pembunuhan tingkat pertama.
Wali Kota Charlotte menyebut insiden ini sebagai kegagalan tragis pada sistem peradilan dan hakim AS. Ia berjanji akan memperketat pengamanan dengan menambah jumlah petugas di transportasi umum.
Sementara, Presiden Donald Trump turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, menyebut kasus ini sebagai hal yang mengerikan. Ia menegaskan bahwa kejahatan harus ditangani serius.
“Ada orang jahat. Kita harus bisa menangani itu. Jika tidak, kita tidak punya negara,” ucap Trump.
Catatan Hukum dan Kritik Publik
Kasus Zarutska terjadi saat polemik politik pada pemerintahan tengah memanas. Publik mendesak Trump untuk segera memperketat hukum di kota-kota yang dipimpin Partai Demokrat.
Kritik bermunculan terhadap sistem peradilan yang dianggap lalai, mengingat Brown memiliki riwayat kriminal panjang, mulai dari perampokan bersenjata, pencurian berat, hingga pembobolan rumah. Ia bahkan pernah menjalani hukuman delapan tahun penjara.
Menurut catatan medis, Brown tengah bergulat dengan beberapa masalah kesehatan mental dan kondisi tunawisma. Keluarga Zarutska dalam obituarinya, mengenang almarhumah sebagai seniman berbakat dan penuh semangat.
Ia melarikan diri dari perang di Ukraina pada 2022 bersama ibu dan saudaranya, secara cepat ia beradaptasi dengan kehidupan di AS.
Gubernur North Carolina Josh Stein, mengaku terkejut setelah melihat rekaman tersebut. Lantas ia mendesak penambahan aparat kepolisian serta pengesahan paket legislasi untuk menutup kekurangan personel polisi.
Wali Kota Charlotte Loresa Lyles, juga menekankan perlunya langkah nyata menghadapi pelaku berulang dan penanganan bagi orang dengan gangguan mental yang dibiarkan berkeliaran tanpa pengawasan.
Reaksi Politik
Kasus ini memicu pun respons politik. Beberapa anggota Partai Republik menyalahkan aparat hukum yang dianggap terlalu lunak. Seperti, Rep. Brenden Jones yang menilai tragedi Zarutska merupakan dampak dari kebijakan progresif jaksa dan sheriff Demokrat.
Lalu, Randy Fine menyatakan akan mendorong aturan yang memungkinkan hakim dimintai pertanggungjawaban jika membebaskan residivis yang kemudian berbuat kriminal lagi. Di sisi lain, Jaksa Distrik Mecklenburg County Spencer Merriweather, menegaskan sulitnya menahan tersangka dengan gangguan mental.
Menurutnya, banyak kasus yang membuat tersangka harus dirawat di rumah sakit sebelum dinyatakan layak menghadapi persidangan. Tragedi Zarutska kini menjadi simbol perdebatan nasional tentang keselamatan publik, efektivitas sistem peradilan, serta tantangan dalam menangani pelaku kejahatan dengan masalah kesehatan mental.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.