10,5 Hektare Hilang, Indonesia Alami Deforestasi Besar
- account_circle Azka Al Ath-Har
- calendar_month Sab, 29 Nov 2025

menalar.id,. – Indonesia kehilangan 10,5 juta hektare hutan primer tropis terhitung 2002 hingga 2023. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kehilangan hutan primer terbesar kedua setelah brasil.
Global Forest Watch (GFW) menilai bahwa bencana alam bukan faktor hilangnya hutan tersebut. Penebangan komersial dan konversi lahan industri menjadi penyebab hilangnya hutan primer di Indonesia dalam kurun waktu dua dekade.
Para ahli menegaskan bahwa tata kelola hutan dengan lebih tegas dan memperketat pengawasan di lapangan dapat mencegah kerusakan hutan. Sementara itu, meningkatnya permintaan pasar global mendorong tekanan yang lebih besar terhadap kawasan hutan.
Proyek Ibukota Nusantara (IKN) jug menjadi penyebab hilangnya hutan primer di Kalimantan seluas 36.832 hektare. Meskipun pemerintah menyebut bahwa IKN menggunakan sistem “hutan kota” namun, para ahli menilai bahwa hutan kota tidak dapat menggantikan ekosistem hutan primer.
Hilangnya hutan primer menjadi peringatan khusus bahwa Indonesia sedang krisis ekologis. Para ahli menyebut bahwa mengembalikann ekosistem hutan primer sangat sulit, butuh puluhan hingga ratusan tahun untuk membentuk ekosistem alami hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa Indonesia sedang mengalami kenaikan angka deforestasi. Proyek IKN menjadi salah satu penyebab deforestasi yang mengakibatkan hilangnya tutupan hutan.
Berdasarkan GFW, hilangnya banyak hutan di Indonesia dapat menyebabkan berbagai kerugian ekologis. Kerusakan hutan membuat satwa liar kehilangan habitatnya sehingga memicu lebih banyak konflik dengan manusia dan mengubah iklim lokal hingga cuaca ekstrem lebih sering muncul.
Degradasi lahan dapat menurunkan kemampuan tanah menyerap air, sehingga risiko banjir dan longsor meningkat dan kapasitas penyerapan karbon melemah sehingga mempercepat pemanasan global. Organisasi lingkunan menyatakan bahwa kemungkinan generasi mendatang tidak dapat merasakan hutan yang terbentuk alami.
Penulis Azka Al Ath-Har
Tumbuh di antara kegelisahan dan rasa ingin tahu, belajar melihat dunia lewat detail kecil yang sering luput dari perhatian. Tertarik pada isu sosial, budaya, dan kemanusiaan.
