Kondisi Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar, Apa Respon Pemerintah?
- account_circle Azka Al Ath-Har
- calendar_month Jum, 28 Nov 2025

menalar.id,. – Banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), pada Selasa (25/11/2025). Bencana di Aceh menyebabkan 119.998 warga terkena dampaknya, 20.759 orang terpaksa mengungsi, 30 orang kehilangan nyawa, dan 16 warga masih dalam pencarian.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat terdapat 16 kabupaten/kota yang terdampak banjir. 16 kabupaten/kota termasuk Kabupaten Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara dan Aceh Selatan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban mencapai 72 jiwa. Korban tersebut adalah akumulasi dari tiga provinsi, Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Pemerintah Aceh memberi peringatan tegas terhadap bencana yang terjadi. Melansir Kompas, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status keadaan tanggap darurat bencana sebagai respon terhadap banjir yang terjadi.
“Pada hari ini, Kamis 27 November 2025, saya Gubernur Aceh menetapkan keputusan Gubernur Aceh tentang penetapan status keadaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi Aceh tahun 2025,” tegasnya di kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Kamis (27/11/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa status tersebut akan berlangsung selama beberapa hari. Status tanggap darurat bencana tersebut akan berlangsung selama 14 hari, terhitung Jumat (28/11/2025).
“Dapat juga kami sampaikan, bahwa dalam beberapa hari ini Pemerintah Aceh melalui SKPA terkait telah memberikan bantuan dalam penanganan bencana tersebut,” jelasnya.
Mengutip Tempo, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Fadmi Ridwan menyampaikan bahwa sejumlah daerah telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi. Ia menegaskan bahwa Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Abdya, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat termasuk dalam daftar tersebut.
“Kabupaten yang telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat,” katanya.
BPBA melaporkan bahwa banjir tidak hanya merendam rumah dan fasilitas umum, tetapi juga menggenangi lahan pertanian. Selain itu, arus banjir turut memutus jaringan listrik dan telekomunikasi karena tiang transmisi roboh.
Pemerintah merespon terhadap kondisi genting tersebut dan akan memberikan bantuan. Pemerintah pusat mengirimkan bantuan penanganan bencana melalui jalur udara ke tiga provinsi, Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Melansir BBC, Sekretaris kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan rute pengiriman bantuan melalui Padang, Sumatra Barat, kemudian menuju Bandara Silangit di Tapanuli, Sumatra Utara. Ia menyebut bahwa jalur bantuan lainnya akan diarahkan ke Banda Aceh dan Lhokseumawe karena kedua bandara tersebut paling dekat dengan wilayah terdampak.
“Jadi akan ke Padang, Sumatra Barat, kemudian ke bandara terdekat di Tapanuli, itu tepatnya nanti akan ke bandara Silangit, Sumatra Utara, kemudian satu ke bandara di Banda Aceh dan Lhokseumawe Aceh Utara karena adalah bandara terdekat dengan lokasi terdampak,” ungkapnya.
BPBA menegaskan akan terus bekerja sama dengan BPBD di setiap daerah untuk menjaga agar seluruh upaya penanganan darurat berlangsung maksimal. BPBA juga meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko banjir, pergerakan tanah, dan longsor, terutama di kawasan yang memiliki curah hujan tinggi.
Penulis Azka Al Ath-Har
Tumbuh di antara kegelisahan dan rasa ingin tahu, belajar melihat dunia lewat detail kecil yang sering luput dari perhatian. Tertarik pada isu sosial, budaya, dan kemanusiaan.
