Hasil TKA Anjlok, Mu’ti Soroti Cara Guru Mengajar
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sen, 24 Nov 2025

menalar.id., – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menuturkan, hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) jenjang SMA sederajat terbilang buruk. Sebanyak tiga mata pelajaran (mapel) wajib seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris serta satu mapel pilihan, yakni IPA atau IPBS menunjukkan nilai yang mengkhawatirkan.
Hal itu ia sampaikan pembukaan Musyawarah Nasional ke-20 Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) di Jakarta, Rabu (19/11/2025) silam.
“Saya bocorkan di sini walaupun belum taklimat, TKA 2025 yang kita selenggarakan itu matematikanya juga jeblok-blok-blok-blok,” kata Mu’ti, Minggu (23/11/2025), melansir Kompascom.
Ia membela, nilai matematika jenjang SMA yang jelek itu bukan karena siswa-siswa tersebut bodoh. Melainkan akibat beberapa faktor ini, antara lain:
Siswa menggunakan buku yang salah, guru yang tidak mengajar cara belajar matematika, hingga numerasi siswa-siswa yang rendah.
“Kemampuan numerasi siswa-siswa di Indonesia masih rendah karena adanya anggapan bahwa Matematika adalah materi yang sulit,” beber Abdul Mu’ti.
Kini, pemerintah tengah menyiapkan buku-buku terkait Sains, Teknik, Teknologi, dan Matematika (STEM). Tujuannya agar para siswa menyukai hitungan dan mudah memahami.
“Jadi STEM Itu buku-buku Science yang Science, Technology, Engineering, and Math itu kita kembangkan dalam buku-buku sains yang mudah, murah dan menyenangkan,” ucapnya.
Hal ini selaras dengan pernyataan Mu’ti, mayoritas siswa di Indonesia masih sulit mempelajari STEM. Tidak hanya keterampilan berhitung, pemikiran kritis dan logis masih harus dikembangkan.
Maka, pemerintah kini mulai menggulirkan Gerakan Numerasi Nasional untuk membangun budaya numerasi sejak dini dengan cara menyenangkan.
“Agar anak-anak Indonesia tidak hanya terampil berhitung, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan adaptif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Mu’ti di Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Mu’ti juga menekankan pentingnya mempelajari STEM dengan metode yang Mudah, Murah, dan Menarik (3M). Target pembelajaran tersebut akan dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK).
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
