Kemendikdasmen Salurkan Rp13,3 M untuk Pulihkan Sekolah Terdampak Banjir
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Rab, 3 Des 2025

menalar.id., – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyalurkan bantuan senilai Rp13,3 miliar untuk memulihkan layanan pendidikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dana tersebut menjadi langkah awal pemerintah pusat untuk memastikan kegiatan belajar tidak berhenti terlalu lama.
Hal ini juga agar pemerintah mudah memetakan kondisi sekolah yang hingga kini belum seluruhnya bisa dijangkau petugas.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, menyampaikan belasungkawa atas musibah banjir dan longsor. Ia menegaskan, pihaknya sedang merampungkan pendataan rinci terkait kerusakan fasilitas pendidikan sebelum menyalurkan bantuan teknis secara menyeluruh.
“Kami sudah menyiapkan bantuan peralatan sekolah dan dukungan lainnya untuk murid terdampak. Saat ini akses menuju lokasi masih dipulihkan, sehingga pendataan dilakukan lewat koordinasi intens dengan UPT di daerah,” ujar Mu’ti, Selasa (2/12/2025).
Selain menggelontorkan anggaran dari pusat, Kemendikdasmen juga membuka ruang bagi publik untuk ikut membantu melalui penggalangan dana Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas kementerian. Mu’ti menilai dukungan masyarakat sangat dibutuhkan.
Karena kebutuhan para korban, khususnya anak-anak, tidak hanya berkaitan dengan perbaikan bangunan sekolah. Kemendikdasmen menekankan, pemulihan pendidikan harus mencakup aspek nonfisik.
Mu’ti menyebut layanan pendampingan psikososial bagi murid akan menjadi prioritas. Terutama bagi anak-anak yang mengalami trauma setelah bencana.
Ia memastikan sekolah-sekolah terdampak akan menjadi prioritas dalam program Revitalisasi Satuan Pendidikan 2026.
“Ketika data akurat sudah terkumpul, kami bisa menyusun langkah agar pembelajaran tetap berjalan. Yang terpenting saat ini adalah memastikan para korban ditangani dengan baik,” kata Mu’ti.
Hingga kini, pendataan kerusakan sekolah di tiga provinsi tersebut masih berproses. Kementerian belum dapat memaparkan jumlah sekolah yang rusak maupun estimasi kebutuhan jangka panjang.
Karena akses lapangan baru perlahan dapat dijangkau oleh tim di daerah.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
