PM Thailand Minta Maaf, Akui Gagal Tangani Banjir di Thailand
- account_circle Farrel Aditya
- calendar_month Rab, 3 Des 2025

menalar.id,.- Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul meminta maaf atas kegagalan pemerintahannya dalam melindungi masyarakat yang terdampak banjir. Ia berjanji akan melakukan perbaikan.
Anutin mengaku banjir yang telah merenggut 176 nyawa warganya merupakan kesalahannya. Permintaan maaf itu Anutin sampaikan saat mengunjungi wilayah Hat Yai di selatan.
Hat Yai adalah kawasan yang paling terdampak banjir besar akibat hujan lebat itu. Cuaca ekstrem yang terjadi di sana akibat pengaruh Siklon Senyar, badai tropis dahsyat pada akhir November lalu, seperti di Indonesia. Saat berkunjung ke Hat Yai, pada Jumat (28/11/2025). Anutin berjanji akan mempercepat tindakan pemulihan bencana.
“Pemerintah memang punya kekurangan, saya akui itu,” ujar Anutin mengutip Reuters.
“Ketika ada kematian, ketika ada kehilangan, ketika orang-orang tidak bisa tinggal di rumah mereka, itu semata-mata kesalahan perdana menteri,” sambungnya.
Kunjungan Pemerintah Thailand
Melansir Bangkok Post, Anutin, yang merangkap jabatan sebagai menteri dalam negeri, datang ke Hat Yai pada hari Minggu bersama para menteri senior, termasuk Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Ekniti Nitithanprapas. Mereka datang untuk memeriksa kerusakan secara langsung dan menyelesaikan paket keuangan darurat. Ia menekankan bahwa pengamatan langsung di lokasi sangat penting untuk mengukur skala kerusakan secara menyeluruh dan mempercepat respons pemerintah.
Sebelum kunjungan tersebut, Anutin mengadakan pertemuan di Gedung Pemerintahan bersama Ekniti, Menteri Kantor Perdana Menteri Paradorn Prissanananthakul, dan sekretaris tetap perdagangan Vuttikrai Leewiraphan untuk merumuskan langkah-langkah dukungan jangka pendek.
Pemerintah telah menyetujui bantuan sebesar 9.000 baht atau setara Rp 4,6 juta untuk rumah tangga. Anutin telah memerintahkan Kementerian Dalam Negeri untuk mempercepat penyusunan daftar penerima manfaat agar dana dapat tersalurkan pada keluarga terdampak paling cepat minggu depan.
Meskipun laporan menyebutkan bantuan dapat mencapai 30.000 baht per rumah tangga, Anutin menjelaskan bahwa dukungan akan datang dari berbagai sumber. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana akan menyediakan dana awal sebesar 9.000 baht, sementara alokasi tambahan dapat mencakup biaya perbaikan rumah hingga 45.000 baht, tergantung pada kerusakan yang terverifikasi.
Dukungan lebih lanjut mencakup pinjaman pemulihan tanpa bunga hingga 100.000 baht per orang selama enam bulan dan pinjaman terpisah hingga 100.000 baht per rumah tangga untuk rehabilitasi properti dengan jangka waktu pembayaran satu tahun.
Korban Terdampak Kian Meningkat
Menurut Al Jazeera, banjir telah meluluhlantakkan Thailand selatan, menewaskan sedikitnya 131 orang di Songkhla saja dan 176 orang di seluruh negeri sementara layanan publik secara bertahap kembali ke daerah-daerah yang paling terdampak.
Sekitar 76.000 anak masih tidak bersekolah menurut asesmen kemanusiaan, sementara pemerintah daerah berupaya memulihkan fasilitas-fasilitas penting.
Para ahli meteorologi memperingatkan bahwa hujan yang terisolasi akan terus melanda sebagian wilayah negara tersebut seiring melemahnya sistem badai. Prakiraan cuaca memprediksi gelombang di Teluk Thailand dan Samudra Hindia melebihi satu meter, sehingga otoritas mengimbau kapal agar berhati-hati.
Meskipun demikian, saat ini pemulihan telah berjalan di Thailand. Salah satunya dari laporan pemerintah provinsi Songkhla. Mereka menyebut 80 persen layanan air keran telah pulih dan layanan penuh akan kembali pada Rabu.Tiga unit pengolahan air bergerak menghasilkan 180.000 liter air bersih setiap hari, dan sekitar 26.000 warga mulai menerima bantuan 9.000 baht hari ini.
Hujan deras yang memicu banjir dan longsor di Thailand telah terjadi sejak pekan lalu. Wilayah terdampak berada di bagian selatan negara itu. Thailand menjadi satu dari banyak negara yang mendapat hantaman bencana banjir dan longsor di Asia. Selain Thailand, bencana serupa juga menimpa Sri Lanka, Malaysia bagian utara, serta Pulau Sumatra di Indonesia.
Penulis Farrel Aditya
Seorang pemuda dengan minat terhadap banyak hal dan penuh pertanyaan dalam benaknya. Berharap mampu memberikan dampak positif melalui tulisannya.
